Kompas TV internasional kompas dunia

Trump Gunakan Kematian Perempuan Muda AS oleh Imigran untuk Serang Biden, Keluarganya Mengamuk

Kompas.tv - 4 April 2024, 08:24 WIB
trump-gunakan-kematian-perempuan-muda-as-oleh-imigran-untuk-serang-biden-keluarganya-mengamuk
Calon Presiden AS Donald Trump berpidato di Ohio, Minggu (16/3/2024). (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

MICHIGAN, KOMPAS.TV - Calon wakil Presiden Amerika Serikat (AS) menggunakan kematian Ruby Garcia, seorang perempuan muda AS yang dibunuh oleh imigran, untuk menyerang Presiden Joe Biden terkait imigrasi dan kejahatan.

Namun, pernyataan Trump menggunakan kisah kematian perempuan berusia 25 tahun tersebut, membuat keluarganya marah. Pasalnya, Trump mengeklaim telah menghubungi keluarga Ruby, padahal keluarganya merasa tak pernah dihubungi Trump. 

Pada kampanyenya, Selasa (1/4/2024), Trump menggunakan pembunuhan Ruby Garcia oleh seorang imigran ilegal sebagai ilustrasi sikap kuatnya terkait imigrasi dan kejahatan.

Baca Juga: Di Dallas, Seorang Pria Dihukum 37 Tahun Penjara atas Kejahatan Rasial dalam Penembakan di Toko

“Ia (Ruby) membuat suasana di sekitarnya menyenangkan, dan saya sudah mendengarnya dari banyak orang. Saya sudah berbicara dengan keluarganya,” kata Trump dikutip dari BBC.

Namun, saudari Ruby Garcia, Mavi Garcia mengatakan mereka tak pernah berbicara dengan Trump, atau mendatangi kampanyenya.

“Ia tak berbicara dengan kami, jadi merupakan sesuatu yang mengejutkan mendengar ia mengatakan telah berbicara dengan kami, memberikan informasi yang salah untuk masyarakat di siaran langsungTV,” katanya.

“Fokusnya seharusnya untuk saudari saya sekarang, seperti apa saat ia hidup,” tambah saudari Garcia.

Menurut pihak otoritas, Ruby Garcia ditemukan tewas ditembak di jalan raya, dekat Kota Grand Rapids di Michigan, 22 Maret lalu.

Seorang warga negara Meksiko yang masuk AS secara tak resmi, Brandon Ortiz-Vite, yang merupakan kekasih korban, ditangkap beberapa hari kemudian dan telah mengaku.

Otoritas mengatakan Ortiz-Vite masuk AS saat masih kecil, dan sempat dideportasi pada September 2020, saat Trump berkuasa.

Pada pidatonya di Grand Rapids, Trump menggunakan pembunuhan itu untuk menyoroti apa yang ia maksud sebagai perintah “banjir darah” Biden.

Baca Juga: Sekjen NATO Desak Sekutu Sediakan Dana Jangka Panjang Rp1.724 Triliun untuk Ukraina

Mavi Garcia mengatakan ia berharap Ortiz-Vite tetap di Meksiko, tapi ia tak mengaitkan kematian saudarinya ke masalah imigrasi.

“Semuanya selalu mengenai imigran ilegal. Tak ada yang benar-benar berbicara saat warga Amerika melakukan kejahatan serius,” ujarnya.

“Ini sangat mengejutkan, mengapa ia berbicara mengenai para (imigran) ilegal. Bagaimana dengan rakyat Amerika yang melakukan kejahatan seperti itu,” lanjutnya.


 

 



Sumber : BBC



BERITA LAINNYA



Close Ads x