Kompas TV internasional kompas dunia

Bos Hamas Ismail Haniyeh Tuduh Israel Hindari Negosiasi Tukar Tahanan demi Perpanjang Perang Gaza

Kompas.tv - 4 April 2024, 12:12 WIB
bos-hamas-ismail-haniyeh-tuduh-israel-hindari-negosiasi-tukar-tahanan-demi-perpanjang-perang-gaza
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menghadiri pertemuan dengan wartawan-wartawan asing di Hotel al-Mat haf di Gaza City, Jalur Gaza, Kamis, 20 Juni 2019. (Sumber: AP Photo/Adel Hana)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

GAZA, KOMPAS.TV - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menuduh Israel menghindari negosiasi pertukaran tahanan.

Menurut Haniyeh, hal itu dilakukan Israel demi memperpanjang perang di Gaza.

Hamas diperkirakan menahan lebih dari 130 sandera Israel, sedangkan Tel Aviv memenjarakan 9.100 warga Palestina.

Baca Juga: Gempa Besar Taiwan Terkuat pada 25 Tahun Terakhir, 9 Orang Tewas dan Ratusan Terperangkap

“Pendudukan Israel menghindari negosiasi untuk pertukaran tahanan demi memperpanjang agresinya, dan melakukan pembantaian lebih lanjut,” kata Haniyeh dikutip dari Anadolu Agency.

“Kami bersikeras untuk kondisi mengakhiri agresi,” tambahnya, menyalahkan dukungan dari Amerika Serikat (AS) atas pembantaian Israel di Gaza.

Hamas menuntut diakhirinya serangan mematikan Israel di Gaza dan penarikan pasukan Zionis dari wilayah tersebut untuk kesepakatan pertukaran sandera dengan Tel Aviv.


Israel melancarkan serangan militer mematikan di wilayah kantong Palestina itu sejak serangan serangan lintas baras oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.

Akibat serangan Israel di Gaza, dilaporkan setidaknya 32.975 warga Palestina telah terbunuh, dan 75.577 orang terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel sendiri juga telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan Gaza, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.

Baca Juga: Trump Gunakan Kematian Perempuan Muda AS oleh Imigran untuk Serang Biden, Keluarganya Mengamuk

PBB mengungkapkan perang Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk area itu terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sementara itu, 60 persen infrastruktur di wilayah kantomg tersebut telah rusak atau hancur.

Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional PBB (ICJ), yang pekan lalu meminta Israel berbuat lebih banyak untuk mencegah kelaparan di Gaza.

 



Sumber : Anadolu Agency



BERITA LAINNYA



Close Ads x