Kompas TV internasional kompas dunia

Fakta-Fakta Tragedi Tanah Longsor Papua Nugini: 2.000 Korban Jiwa Diperkirakan Tewas, Akses Putus

Kompas.tv - 28 Mei 2024, 09:38 WIB
fakta-fakta-tragedi-tanah-longsor-papua-nugini-2-000-korban-jiwa-diperkirakan-tewas-akses-putus
Warga mencari korban longsor di Yambali, Dataran Tinggi Papua Nugini, Minggu, 26 Mei 2024. Organisasi Internasional untuk Migrasi khawatir jumlah korban tewas lebih tinggi dari perkiraan awal. (Sumber: AP Photo / IOM)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Vyara Lestari

PORT MORESBY, KOMPAS.TV - Pemerintah menyebut korban tanah longsor yang menimpa Desa Yambali, Provinsi Enga, Papua Nugini pada Jumat (24/5/2024) diperkirakan menewaskan 2.000 orang. Angka ini jauh lebih tinggi dari estimasi awal yang menyebut 670 korban jiwa.

Sebelumnya, pejabat setempat memperkirakan 670 orang tewas karena lebih dari 150 rumah tertimbun longsoran.

Namun, Kantor Perdana Menteri James Marape pada Senin (27/5) sebagaimana dilaporkan AP News, tidak menjelaskan dasar perkiraan angka 2.000 korban tewas itu.

Marape hanya berjanji akan merilis informasi terkait skala kehancuran dan jumlah korban jiwa setelah data valid tersedia.

4 Fakta Tragedi Tanah Longsor di Papua Nugini

Pertama, lokasi desa yang terdampak tergolong terpencil, menyulitkan akses bagi petugas penyelamat dan tim bantuan.

Baca Juga: Ajaib, Pasangan Ini Selamat Usai Terpendam Tanah Longsor di Papua Nugini yang Mengubur 2.000 Orang

Kedua, kurangnya data sensus yang akurat menjadi kendala dalam mengestimasi jumlah penduduk yang berpotensi menjadi korban.

Pemerintah memperkirakan populasi Papua Nugini sekitar 10 juta orang, sementara penelitian PBB mencatat angka yang jauh lebih tinggi, yaitu 17 juta pada tahun 2022.

Sensus yang andal belum pernah dilakukan di negara ini selama beberapa dekade terakhir.

Ketiga, tanah longsor juga mengubur jalan raya utama provinsi sepanjang 200 meter di bawah puing-puing sedalam 6 hingga 8 meter, menciptakan hambatan besar bagi pekerja bantuan. Keempat, kondisi diperparah dengan ancaman longsoran susulan yang masih mengintai.

"Situasinya masih tidak stabil karena pergeseran lokasi, menimbulkan bahaya yang berkelanjutan baik bagi tim penyelamat maupun para penyintas," tulis pejabat PBB, Mana.

Saat ini, warga setempat dan pekerja bantuan berupaya mengevakuasi korban dengan menggunakan sekop untuk menggali mayat di bawah reruntuhan. 

Baca Juga: Banyak Korban Terkubur Tanah Longsor, Papua Nugini Minta Bantuan Internasional


 

 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x