Kompas TV internasional kompas dunia

Pesawat Boeing Korean Air 737 Max Anjlok Tekanan Udara, Penumpang Alami Cedera Telinga dan Hidung

Kompas.tv - 26 Juni 2024, 14:29 WIB
pesawat-boeing-korean-air-737-max-anjlok-tekanan-udara-penumpang-alami-cedera-telinga-dan-hidung
Ilustrasi - Pesawat Korean Air 737 Max. Penerbangan Korean Air menuju Taiwan terpaksa kembali ke Bandara Incheon di sebelah barat Seoul, Sabtu (22/6/2024), setelah mengalami penurunan tajam tekanan udara secara mendadak sehingga membuat penumpang cedera telinga dan perdarahan hidung. (Sumber: FL360aero)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

SEOUL, KOMPAS.TV - Sebuah penerbangan Korean Air menuju Taiwan terpaksa kembali ke Bandara Incheon di sebelah barat Seoul, Sabtu (22/6/2024), setelah mengalami penurunan tajam tekanan udara secara mendadak. Akibatnya, sejumlah penumpang mengalami cedera telinga dan perdarahan hidung.

Insiden ini terjadi pada pesawat Boeing 737 Max 8, demikian laporan dari Kementerian Transportasi Korea Selatan, Selasa (25/6/2024).

Menurut otoritas penerbangan Korea Selatan, 19 dari 133 penumpang di dalam pesawat pada penerbangan itu harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka telinga dan mimisan. Namun, tidak ada yang mengalami cedera serius.

Pihak maskapai dan kementerian mengatakan penyebab masalah ini masih dalam penyelidikan. Pesawat tersebut kini dikandangkan, dan otoritas penerbangan Korea Selatan memerintahkan 11 maskapai Korea Selatan memeriksa sistem tekanan udara pada semua 400 pesawat mereka.

Penurunan tekanan udara mendadak terjadi sekitar 50 menit setelah pesawat lepas landas.

Baca Juga: Eks Karyawan Boeing yang Ungkap Cacat Produksi Boeing Ditemukan Tewas, Polisi Selidiki Kasus Ini

Ilustrasi pesawat Boeing 737 Max. Penerbangan Korean Air menuju Taiwan terpaksa kembali ke Bandara Incheon di sebelah barat Seoul hari Sabtu, 22/6/2024, setelah mengalami penurunan tajam tekanan udara secara mendadak sehingga membuat penumpang cedera telinga dan perdarahan hidung. (Sumber: AP Photo)

Pesawat 737 Max memiliki sejarah yang bermasalah. Setelah pesawat Max jatuh pada tahun 2018 di Indonesia dan 2019 di Ethiopia yang menewaskan 346 orang, Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) dan regulator lainnya menghentikan operasional pesawat tersebut di seluruh dunia selama lebih dari satu setengah tahun.

Kekhawatiran terhadap pesawat komersial terlaris dari perusahaan ini kembali muncul setelah panel pada 737 Max meledak selama penerbangan Alaska Airlines pada bulan Januari lalu. Tidak ada yang mengalami cedera serius dalam insiden tersebut.

Di tempat terpisah, Malaysia Airlines mengungkapkan salah satu penerbangannya menuju Bangkok pada Senin lalu harus kembali ke Kuala Lumpur setelah pesawat Airbus A-330 mereka mengalami masalah tekanan udara.

Malaysia Airlines menyatakan bahwa pilot mereka melakukan penurunan darurat meskipun pesawat belum mencapai ketinggian 8.000 kaki dan masker oksigen tidak dikeluarkan. Penerbangan MH780 membawa 164 penumpang dan 12 awak kabin.

Penyelidikan terkait insiden itu sedang berlangsung.


 

 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x