Dilansir BBC, Kamis (11/7/2024), pemerintah Jepang berencana merevisi UU itu di parlemen sehingga aturan penggunaan senjata api bisa lebih longgar.
Contohnya, pemburu bisa menembak hewan buas jika ada risiko mencederai manusia, seperti ketika beruang memasuki gedung.
Tetapi, para pemburu khawatir jika aturan yang ada saat ini diubah.
“Sangat menyeramkan dan berbahaya untuk menghadapi beruang. Tidak bisa menjamin bahwa kita bisa langsung membunuhnya dengan menembak,” ujar Direktur Eksekustif Asosiasi Pemburu Hokkaido, Satoshi Saito.
“Jika kami gagal mengenai titik vital untuk menghentikan beruang dari bergerak. Mereka akan kabur, dan mungkin menyerang orang. Jika akhirnya mereka menyerang orang, siapa yang akan bertanggung jawab?” tambahnya.
Serangan beruang di Hokkaido meningkat. Pulau besar di utara Jepang itu memiliki penduduk yang jarang. Namun berdasarkan data, populasi beruang di Hokkaido meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1990.
Saat ini terdapat sekitar 12.000 beruang cokelat, yang diketahui lebih agresif dibandingkan beruang hitam, yang jumlahnya diperkirakan 10.000 ekor di seluruh Jepang.
Baca Juga: Waduh, Ada Jasa Oplas untuk Buronan di Filipina, Disebut Bisa Ciptakan Sosok Baru
Pemerintah setempat telah menyiapkan sejumlah strategi untuk membuat beruang kabur, seperti pengerahan robot serigala, lengkap dengan mata merah dan lolongan yang mengerikan.
Sedangkan di beberapa tempat lainnya, dipasang sistem peringatan yang menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.