"Bayangkan, di tengah kondisi saat ini, entah karena kurang pengetahuan atau sengaja mencoba menstigmatisasi semua muslim. Dia harus meminta maaf kepada masyarakat muslim dan belajar lebih banyak tentang agama kami," kata Shah.
Dewan Muslim Britania juga menyayangkan pernyataan Jenrick. Lembaga tersebut menyoroti status Jenrick sebagai salah satu kandidat pemimpin Partai Konservatif yang seharusnya tidak memanaskan suasana di tengah kerusuhan Inggris.
"Dia harus meminta maaf, menarik sepenuhnya komentar itu dan berbicara dengan warga muslim untuk memahami mengapa pernyataannya sangat menghina. Alih-alih memanaskan suasana, dia seharusnya fokus untuk menjaga masyarakat tetap bersatu," demikian pernyataan Dewan Muslim Britania.
Jenrick kemudian membela diri usai pernyataannya ramai dikecam. Melalui media sosial X, dia mengunggah video yang menunjukkan sejumlah pria bermasker meneriakkan "Allahu Akbar" dalam sebuah aksi protes.
Jenrick menyatakan frasa "Allahu Akbar" kerap diucapkan dalam konteks damai, tetapi bisa digunakan sebagai seruan ofensif yang melanggar hukum.
"Ekstremis kerap menyalahgunakan ekspresi biasa untuk tujuan memalukan mereka. Segala kekerasan harus diakhiri. Segala kekerasan harus dikecam," katanya.
Baca Juga: Wakil Dubes Inggris Tegaskan Kerusuhan Anti-imigran Tidak Mencerminkan Negaranya: Kami Toleran
Inggris Raya diterpa gelombang kerusuhan usai penikaman anak-anak di sebuah kelas tari di Southport, 29 Juli lalu.
Kelompok sayap kanan menebarkan hasutan anti-imigran dan anti-muslim sehingga memantik kerusuhan di berbagai kota.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.