NEW YORK, KOMPAS TV – Sean Combs, yang lebih dikenal dengan nama panggungnya Diddy atau Puff Daddy, merupakan salah satu figur paling berpengaruh dalam industri hip-hop. Namun, dakwaan baru-baru ini terkait perdagangan seks dan pemerasan hari Selasa (17/9/2024), atau Rabu (18/9/2024) waktu Indonesia, semakin mengubur warisan musiknya.
Bagi sebagian orang, tuduhan ini mungkin akan mengubah cara mereka melihat dan mendengarkan musiknya.
Tuduhan yang diajukan terhadap Diddy, yang merinci tindakan kejahatan sejak tahun 2008, menuduhnya telah melakukan pelecehan, ancaman, dan paksaan terhadap perempuan selama bertahun-tahun "untuk memenuhi keinginannya, melindungi reputasinya, dan menutupi perilakunya."
Beberapa ahli meyakini tingkat keparahan tuduhan ini dapat merusak karier dan warisan musik Diddy ke depannya, seperti dilaporkan Associated Press pada Rabu (18/9/2024).
Baca Juga: Sean Diddy Combs Jalani Sidang, Dituduh Memimpin Jaringan Kejahatan Seksual dan Perdagangan Manusia
Dampak pada Warisan Musik Diddy
Peter A. Berry, seorang jurnalis musik yang berkontribusi pada XXL dan Complex, berpendapat bahwa masa depan Diddy sebagai ikon musik semakin gelap.
"Peluang untuk dilihat hanya dari segi musik saja, dan itu menjadi bagian penting dari warisannya, hampir hilang," ujar Berry. "Saya tidak yakin sekarang Anda bisa memutar lagu 'Mo Money, Mo Problems' di pesta BBQ dengan pandangan yang sama seperti dulu."
Berry bahkan menghubungkan situasi Diddy dengan skandal selebriti lainnya. "Dia telah berubah dari sosok legendaris industri musik menjadi, secara tidak langsung, Bill Cosby-nya dunia hip-hop."
Berry juga menilai bahwa kasus ini merupakan bagian dari gelombang pertanggungjawaban di dunia rap, termasuk tuduhan terhadap Russell Simmons dan vonis 30 tahun penjara terhadap penyanyi R&B R. Kelly atas kasus pelecehan seksual.
Namun, tidak semua ahli setuju dengan pandangan ini. Sowmya Krishnamurthy, seorang jurnalis musik dan penulis "Fashion Killa: How Hip-Hop Revolutionized High Fashion," menyoroti kemungkinan adanya pemisahan antara pribadi dan karya.
"Sangat sering muncul pertanyaan: Apakah penggemar dapat memisahkan orang dari karyanya? Mampukah kita menghargai kontribusi musik yang baik dari seorang seniman terlepas dari masalah pribadi atau hukum yang mereka hadapi?" kata Krishnamurthy.
Menurutnya, beberapa penggemar masih akan mendengarkan karya Diddy. "Kita mungkin masih mendengar musik Diddy diputar di mana-mana, dari lagu-lagu yang ia buat hingga yang ia produseri," ujarnya. Namun, ia menambahkan, dampaknya akan lebih terasa di industri hiburan.
"Kita tidak akan melihat musiknya digunakan dalam film, acara TV, atau iklan. Di situlah efek nyata akan terasa," jelas Krishnamurthy.
Meskipun begitu, ia memprediksi bahwa platform streaming masih akan terus menayangkan musik Diddy selama ada yang mendengarkannya. "Selama orang masih melakukan streaming, menonton video musik, dan mendukung di belakang layar, banyak perusahaan yang tidak akan masalah diam-diam mengambil untung."
Baca Juga: Penyanyi Rap Puff Daddy Ditangkap di New York, Dituduh Lakukan Serangkaian Kekerasan Seksual
Karier yang Meluas Melebihi Musik
Diddy dikenal bukan hanya sebagai musisi, tapi juga sebagai eksekutif musik, produser, dan pengusaha dengan berbagai lini bisnis, termasuk Bad Boy Records yang ia dirikan pada tahun 1993, lini fashion Sean John, serta saluran televisi Revolt TV.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.