GAZA, KOMPAS.TV - Brigade Al-Quds dari Gerakan Jihad Islam Palestina bereaksi atas gencatan senjata Hamas-Israel.
Gencatan senjata Hamas-Israel resmi diberlakukan pada Minggu (19/1/2025).
Brigade Al-Quds bergabung Hamas ikut melakukan serangan ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023, dalam operasi Badai Al-Aqsa.
Baca Juga: Kebijakan Kontroversial Trump: Ampuni Pelaku Kerusuhan Gedung Capitol, Perusuh dan Ekstremis Bebas
Mereka juga ikut bertempur di Gaza, saat Israel melakukan serangan balasan dengan dalih menghancurkan Hamas, meski menyebabkan lebih dari 45,000 warga Palestina tewas.
Juru Bicara Brigade Al-Quds, Abu Hamza mengatakan, pihaknya bakal mematuhi gencatan senjata tersebut.
Meski begitu, Abu Hamza mengatakan, ada syaratnya untuk gencatan senjata tersebut.
“Jika musuh mematuhi gencatan senjata, kami juga akan mematuhinya,” ungkap Abu Hamza dikutip dari Mehr News.
“Kami menyerukan ke semua kekuatan berpengaruh di dunia untuk memprioritaskan Palestina dan masalah Palestina,” lanjutnya.
Fase pertama gencatan senjata sudah dilakukan, dengan tiga sandera Israel telah dibebaskan oleh Hamas.
Pembebasan itu dilanjutkan dengan dilepasnya 90 tahanan Palestina yang sebelumnya ditahan Israel.
Otoritas Israel membebaskan puluhan warga Palestina dari Penjara Ofer di dekat Ramallah, Tepi Barat.
Baca Juga: Panglima Militer Israel Mundur usai Gencatan Senjata, Akui Gagal Antisipasi Serangan 7 Oktober
Pada fase pertama ini, sebanyak 33 sandera Israel yang terdiri dari perempuan, anak-anak dan orang tua akan dibebaskan dalam rentang waktu enam pekan.
Media pro-Hamas melaporkan, tentara Israel sudah mulai mundur dari Rafah di Gaza, menuju Koridor Philadelphi.
Tiga fase kesepakatan gencatan senjata tercapai setelah negosiasi panjang yang dimediasi Mesir, Qatar dan Amerika Serikat (AS).
Sumber : Mehr News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.