MOSKOW, KOMPAS.TV — Rusia mengonfirmasi bahwa persiapan sedang dilakukan untuk pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, menandai perubahan signifikan dari kebijakan isolasi Barat terhadap Moskow akibat perang di Ukraina.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan bahwa pertemuan tersebut dapat mencakup pembahasan berbagai isu global, bukan hanya konflik di Ukraina.
“Pertanyaannya adalah bagaimana mulai bergerak menuju normalisasi hubungan antara negara kami, menemukan cara untuk menyelesaikan situasi paling mendesak dan berbahaya, yang jumlahnya banyak, termasuk Ukraina,” kata Ryabkov kepada media pemerintah Rusia, Sabtu (22/2/2025) dikutip dari Associated Press.
Baca Juga: Trump Rendahkan Zelenskyy, Menyebutnya Tak Penting untuk Negosiasi Perdamaian dan Muak Dengannya
Namun, ia menegaskan bahwa upaya untuk mengatur pertemuan ini masih berada pada tahap awal dan membutuhkan “persiapan yang sangat intensif.”
Ryabkov menambahkan bahwa utusan AS dan Rusia dapat bertemu dalam dua minggu mendatang guna membuka jalan bagi diskusi tingkat tinggi lebih lanjut.
Sebelumnya, diplomat AS dan Rusia telah bertemu di Arab Saudi pada Selasa untuk membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina serta memperbaiki hubungan diplomatik dan ekonomi.
Pertemuan tersebut telah mencerminkan perubahan besar dalam kebijakan luar negeri AS di bawah pemerintahan Trump.
Usai pertemuan itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan bahwa kedua pihak sepakat untuk mengejar tiga tujuan utama yaitu, memulihkan staf diplomatik di kedutaan masing-masing di Washington dan Moskow, membentuk tim tingkat tinggi guna mendukung pembicaraan damai Ukraina, dan mengeksplorasi kerja sama ekonomi yang lebih erat antara AS dan Rusia.
Rubio menegaskan bahwa perundingan ini masih dalam tahap awal dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut pertemuan ini “sangat berguna.”
Dengan semakin nyatanya pertemuan Trump-Putin, lantas bagaimana ke depannya nasib Rusia?
Baca Juga: Zelenskyy Dihina Trump, Rakyat Ukraina Langsung Bersatu Mendukung Presidennya
Ukraina sendiri menolak hasil perundingan AS-Rusia, dengan alasan tidak diikutsertakan dalam pembicaraan tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa negaranya tidak akan menerima kesepakatan apa pun yang dibuat tanpa keterlibatan Kyiv.
Sebagai bentuk protes, Zelenskyy menunda kunjungannya ke Arab Saudi yang sebelumnya dijadwalkan pada Rabu (19/2/2025).
Negara-negara Eropa juga menyuarakan kekhawatiran bahwa mereka semakin disisihkan dari diskusi mengenai masa depan Ukraina, meskipun mereka telah memberikan dukungan finansial dan militer yang besar kepada negara tersebut sejak invasi Rusia hampir tiga tahun lalu.
Meskipun pertemuan puncak Trump-Putin masih dalam tahap perencanaan awal, perundingan ini menandakan potensi pergeseran besar dalam dinamika geopolitik global.
Jika terlaksana, pembicaraan tersebut dapat membuka jalan bagi hubungan baru antara Washington dan Moskow serta berpengaruh terhadap jalannya perang di Ukraina.
Namun, dengan ketidakhadiran Ukraina dalam diskusi awal dan kekhawatiran sekutu Barat, perundingan ini diperkirakan akan menghadapi tantangan diplomatik yang signifikan sebelum mencapai hasil yang konkret.
Baca Juga: Pesan Menohok Macron ke Trump: Anda Tidak Boleh Lemah di Depan Putin!
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.