Kompas TV lifestyle tren

Selamat Hari Krida Pertanian 2023, Ini Sejarah dan Tujuan Diperingati Tiap 21 Juni

Kompas.tv - 21 Juni 2023, 06:20 WIB
selamat-hari-krida-pertanian-2023-ini-sejarah-dan-tujuan-diperingati-tiap-21-juni
Ilustrasi. Petani memanen sorgum di lahan pertanian. Hari Krida Pertanian 2023 (Sumber: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/pd/aa)
Penulis : Dian Nita | Editor : Fadhilah

Penghasilan musiman yang tergantung musim panen, ditambah dengan risiko dan ancaman gagal panen (puso) membuat petani sangat rentan terjun ke jurang kemiskinan.

"Petani ini sangat rentan terhadap risiko kemiskinan karena pendapatannya yang belum semua layak dengan berbagai macam sebab. Jadi begitu kena musibah, seperti banjir itu mudah sekali untuk menjadi miskin," ujarnya dalam Rapat Koordinasi Penanganan Gagal Panen Akibat Banjir di Indonesia, pada Kamis (4/5/2023) lalu.

Muhadjir mengakui bahwa perlindungan terhadap pendapatan petani belum berjalan dengan baik. Apabila terkena musibah maka sangat rentan menjadi miskin.

Baca Juga: Penuhi Ketentuan, 103,2 Persen Kebun Sawit PTPN XIII Dikelola bersama Petani Lokal

Ia menyatakan, pemerintah akan mengupayakan stimulan pendapatan supaya para petani yang mengalami gagal panen bisa bangkit dan kembali menggarap lahannya.

Di antara skemanya, lanjut Muhadjir, adalah seperti memberikan bantuan pengantian biaya produksi dari Dana Siap Pakai (DSP), bantuan dana desa, juga memperlancar skema asuransi pertanian PT Jasindo.

Menko PMK menyatakan, dari macam-macam skema yang dipersiapkan, masih dipertimbangkan beberapa hal, seperti pencocokan antara data lahan dan petani yang terdampak puso dari BNPB dengan Kementerian Pertanian.  

Krisis Generasi Petani Muda

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) ada 40 juta warga yang bekerja di sektor pertanian pada 2022.

Menurut Menko Muhadjir, banyak petani di daerah yang sampai usia senja masih menggarap lahan, sedangkan generasi muda banyak yang tidak minat menjadi petani dan menggarap lahan. 

Menurutnya, hal itu disebabkan penghasilan petani yang dianggap tidak menjanjikan bagi generasi muda.

"Generasi petani itu sedang mengalami krisis di seluruh tempat yang dulu menjadi lumbung pertanian tetap generasi tua, dan pasti mereka tidak akan melanjutkan tradisi pekerjaan orang tuanya kalau itu tidak semakin menjanjikan," ungkapnya.

Dia meminta Kementerian Pertanian menyiapkan strategi supaya profesi petani bisa diminati oleh generasi muda.

Seperti dari segi jaminan kesejahteraannya, serta juga dari penghasilannya.

Menurutnya, regenerasi petani dari kalangan milenial dan petani modern supaya bisa mengisi terus menghidupakan sektor pertanian Indonesia.

"Itu harus menjadi pertimbangan teknis dari Kementan bagaimana membangkitkan petani muda agar dia bangga menjadi petani, karena profesi itu menjanjikan. Jangan sampai kita kehilangan SDM di sektor yang sangat vital ini," ujarnya.



Sumber : Kompas TV, www.kemenkopmk.go.id



BERITA LAINNYA



Close Ads x