JAKARTA, KOMPAS.TV - Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan buang air besar yang encer dan frekuensi yang meningkat. Penyakit ini seringkali disalahartikan sebagai gangguan pencernaan biasa.
Meski demikian, diare bisa menjadi tanda dari kondisi kesehatan yang lebih serius.
Diare biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh, yang kemudian merangsang reaksi tubuh untuk mengeluarkannya melalui tinja.
Baca Juga: 37 Warga di Kebumen Terserang Diare Akut Akibat Pencemaran Bakteri E-Coli
Selain itu, konsumsi makanan dan minuman tertentu juga dapat memicu terjadinya diare, seperti makanan pedas, minuman kopi, atau minuman berkafein lainnya.
Biasanya diare sembuh dalam beberapa hari, namun, jika disebabkan oleh iritasi usus atau gangguan serius lainnya, durasinya bisa berlangsung hingga beberapa minggu.
Gejala-gejala yang berhubungan dengan diare meliputi kram atau nyeri perut, kembung, mual, muntah, demam, darah atau lendir dalam tinja, dan kebutuhan mendesak untuk buang air besar.
Sebagaimana dilaporkan Healthline sejumlah kondisi atau keadaan yang bisa menyebabkan diare.
Baca Juga: Sering Alami Sakit Perut Saat Merasa Gugup? Ternyata Ini Penyebabnya…
Beberapa di antaranya meliputi infeksi virus seperti rotavirus dan norovirus, infeksi bakteri seperti Salmonella dan E. coli.
Kemudian infeksi parasit, penyakit usus, intoleransi laktosa, reaksi terhadap obat-obatan tertentu, dan pasca operasi kandung empedu atau perut.
Rotavirus, khususnya, adalah penyebab utama diare akut di seluruh dunia, yang bertanggung jawab atas sekitar 40 persen kasus rawat inap anak di bawah usia 5 tahun.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.