Kompas TV lifestyle kesehatan

Epidemiolog Sebut Varian Baru Covid-19 Eris Sudah Muncul di Indonesia, Apa Saja Gejalanya?

Kompas.tv - 8 Agustus 2023, 13:32 WIB
epidemiolog-sebut-varian-baru-covid-19-eris-sudah-muncul-di-indonesia-apa-saja-gejalanya
Ilustrasi virus Covid 19. Gejala varian Eris yang kini merebak luas di Inggris. (Sumber: Dok. Kementerian Kesehatan)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengungkapkan bahwa varian baru Covid-19 bernama EG 5.1 atau Eris sudah lama masuk di Indonesia.

Dicky mengatakan bahwa sampel pertama varian baru Covid-19 Eris ini sudah ada di Jakarta pada Maret 2023. Saat ini, varian EG 5.1 sudah meluas ke 36 negara.

“Ternyata bahwa EG varian ini pertama kali terdeteksi di Indonesia, kalau tidak salah tanggal 9 Maret. Dan ini terdeteksi dalam data global,” kata Dicky, Minggu (6/8/2023).

Baca Juga: Seberapa Berbahaya Varian Baru Covid-19 Eris yang Merebak di Inggris, Ini Penjelasan Epidemiolog

Varian ini juga menyebar luas di Inggris. Eris menjadi varian Covid-19 kedua terbanyak di Inggris, setelah Arcturus, subvarian Omicron.  Diperkirakan hampir 200.000 kasus pada Juli lalu.

Gejala Varian Eris

Melansir Standar.co.uk, beberapa gejala yang muncul ketika seseorang terpapar varian baru Covid-19 Eris, di antaranya:

  • Pilek
  • Sakit kepala
  • Kelelahan (ringan atau berat)
  • Bersin
  • Sakit tenggorokan

Sementara itu, The Zoe Health Study melaporkan gejala yang lebih banyak dari varian Eris ini, di antaranya:

  • Sakit tenggorokan
  • Pilek
  • Hidung tersumbat
  • Bersin
  • Batuk berdahak atau tanpa dahak
  • Sakit kepala
  • Suara serak
  • Sakit atau nyeri otot
  • Indra penciuman yang berubah

Selain itu, gejala sesak napas, anosmia (kehilangan penciuman), dan demam kini lebih jarang ditemukan.

Baca Juga: Akhiri Penanganan Pandemi Covid-19 di RI, Jokowi Bubarkan KPC PEN

Tingkat Keparahan Varian Eris

Dicky menjelaskan bahwa Eris mirip dengan Omicron subvarian XBB yang dapat merebak dengan cepat. Dia memprediksi bahwa Eris bisa mendominasi di beberapa negara.


 

Meski menyebar dengan cepat, tingkat keparahan dan kematian akibat Eris ternyata tidak terlalu mengkhawatirkan. Akan tetapi, dia mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan langkah mitigasi, termasuk menggunakan masker.

“Kabar baiknya, sejauh ini meski meningkat, secara umum keparahan dan kematian tidak terlihat ada perbedaan dengan kondisi sebelumnya,” jelas Dicky.

Baca Juga: Ibu Ini Gugat Surat Kabar yang Beritakan Anaknya Tewas gegara Vaksin Covid-19, Malah Di-bully

Meski demikian, dia mengimbau masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dengan menggunakan masker di tempat publik.

“Kita harus melakukan upaya mitigasi, memakai masker. Apalagi terdeteksi pertama di Indonesia. Ini menjadi kewaspadaan bersama untuk melakukan upaya pencegahan,” pungkasnya.



Sumber : Kompas TV, Standar.co.uk


BERITA LAINNYA



Close Ads x