JAKARTA, KOMPAS.TV- Sindrom Peter Pan adalah kondisi psikologis yang menggambarkan seseorang yang enggan untuk tumbuh dewasa, baik secara emosional maupun sosial. Istilah ini terinspirasi dari karakter Peter Pan dalam dalam novel "Peter Pan, or The Boy Who Wouldn't Grow Up" (1991).
Dalam cerita klasik ini, karakter Peter Pan tidak pernah ingin menjadi dewasa dan selalu tinggal di Neverland, tempat di mana segala sesuatunya tampak ringan dan bebas dari tanggung jawab. Meskipun ini mungkin terdengar seperti fenomena yang unik, Sindrom Peter Pan benar-benar ada.
Melansir laman Medical News Today, Pater Pan Syndrome adalah kondisi yang terjadi saat seseorang yang sudah memasuki usia dewasa tidak menunjukkan kematangan secara psikologis, sosial, maupun seksual.
Orang dengan sindrom ini umumnya menghindari tanggung jawab dan bergantung pada orang lain, layaknya seorang anak kecil.
Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger yang Diidap Jefri Nichol dalam Film "Aku Jati, Aku Asperger"
Penderita sindrom Pater Pan cenderung merasa tanggung jawab orang dewasa benar-benar menantang, sehingga mereka cenderung menghindarinya. Artinya, penderita adalah orang-orang yang enggan memikul tanggung jawab sebagai orang dewasa.
Sindrom Peter Pan bisa dialami oleh semua orang, tak terkecuali wanita atau pria. Sindrom ini tidak termasuk sebagai gangguan kesehatan mental, namun dapat memengaruhi relasi seseorang sekaligus kualitas hidupnya.
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, berikut ciri-ciri mengalami sindrom Peter Pan.
1. Sulit membuat keputusan
Sulit membuat keputusan baik dalam hal kecil atau besar dapat menjadi ciri-ciri sindrom Peter Pan. Penderita akan menghindari membuat keputusan dan membiarkan orang lain yang mengambil peran.
Hal ini kerap disebabkan karena mereka takut akan terlihat buruk setelah mengambil keputusan.
Sumber : Healthline
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.