Kompas TV lifestyle kesehatan

5 Penyebab Sugar Craving, Stres hingga Kurang Tidur

Kompas.tv - 28 Februari 2025, 04:25 WIB
5-penyebab-sugar-craving-stres-hingga-kurang-tidur
Ilustrasi. Penyebab sugar craving atau keinginan berlebih untuk mengonsumsi sesuatu yang manis. (Sumber: Patrick Fore on Unsplash)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Edy A. Putra

 

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sugar craving merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keinginan berlebih untuk mengonsumsi sesuatu yang manis.

Akibatnya, seseorang cenderung mengonsumsi gula secara berlebihan sehingga bisa memicu berbagai jenis gangguan kesehatan.

Dilansir laman Healthline, kecanduan gula adalah tanda yang diberikan tubuh saat membutuhkan nutrisi tertentu, seperti mineral dan vitamin. 

Namun, sugar craving juga dapat menjadi tanda kecanduan gula atau bahkan gejala penyakit tertentu.

5 Penyebab Sugar Craving

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, ini lima penyebab sugar craving yang patut diwaspadai.

1. Lapar

Lapar dapat menjadi penyebab sugar craving karena tubuh mengalami penurunan kadar glukosa darah. Glukosa adalah sumber utama energi bagi tubuh, terutama bagi otak yang memerlukan banyak energi untuk berfungsi dengan baik. 

Baca Juga: Mengenal Sugar Craving dan Cara Mencegahnya

Ketika kita merasa lapar, tubuh memberi sinyal bahwa cadangan energi (glukosa) mulai menipis, dan ini bisa membuat tubuh mencari cara cepat untuk mendapatkan energi.

Makanan yang kaya gula, seperti permen atau minuman manis, memberikan lonjakan cepat energi karena gula mudah dicerna dan diserap ke dalam darah. 

Rasa lapar dapat memicu keinginan untuk makan makanan manis atau gula, karena tubuh mencari cara tercepat untuk mengembalikan kadar gula darah ke tingkat normal.

2. Kecanduan gula

Kecanduan gula juga dapat menyebabkan sugar craving. Pasalnya, gula mempengaruhi sistem otak yang terkait dengan penghargaan dan dopamin.

Ketika kita mengonsumsi gula, otak melepaskan dopamin, neurotransmitter yang memberi rasa senang atau kepuasan. 

Proses ini mirip dengan cara otak merespons obat-obatan adiktif, meskipun dalam skala yang lebih ringan.




Sumber : Cleveland Clinic




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x