Kompas TV lifestyle kuliner

Lebih Baik Makan Takjil dulu atau Langsung Makan Berat saat Buka Puasa? Ini Kata Ahli Gizi

Kompas.tv - 4 Maret 2025, 23:05 WIB
lebih-baik-makan-takjil-dulu-atau-langsung-makan-berat-saat-buka-puasa-ini-kata-ahli-gizi
Ilustrasi. Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang Banten mengungkapkan pentingnya membatasi asupan makan makanan manis selama buka puasa Ramadan. (Sumber: 8photo on Freepik)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang Banten mengungkap pentingnya membatasi asupan makan makanan manis selama buka puasa Ramadan.

"Kebiasaan dan makanan yang perlu dihindari saat berbuka puasa bersama teman-teman itu makanan manis, makanan yang berlemak, dan tinggi kalori. Itu sebaiknya dibatasi saat berbuka puasa," kata Ketua PDGKI Cabang Banten dr. Dian Permatasari, MGizi, SpGK, seperti yang dikutip dari Antara, Senin (3/3/2025).

Ia mengatakan, hal tersebut dilakukan agar kesehatan khususnya sistem pencernaan tetap terjaga dengan baik.

Ia mencontohkan ketika berbuka puasa dengan meminum teh, asupan gula yang dianjurkan untuk dikonsumsi hanya 1 sampai 2 sendok saja.

Baca Juga: Sebaiknya Jangan Minum Es Teh Manis untuk Berbuka Puasa, Begini Kata Ahli | SINAU

Jika ingin lebih aman, ia menyarankan masyarakat dapat berbuka dengan air kelapa atau kelapa tanpa gula, sirup atau susu kental manis. Lalu, takjil yang dipilih pun bisa berupa potongan buah-buahan, 1 atau 3 butir kurma dan langsung dilanjutkan dengan makan besar.

"Jadi kalau bisa, takjil-takjil seperti kolak, gorengan, kemudian lontong, atau makanan manis lainnya itu sebaiknya dibatasi, kita langsung ubah saja ke makan malam," ucap Dian.

Jika setelah salat Tarawih masih terasa lapar, ia menyarankan makan buah dan sayur yang bisa dicampur dengan yogurt sebagai opsi.

"Misalnya ingin lagi makan, boleh, tapi tidak perlu menambahkan nasi lagi pada saat makan setelah tarawih, hanya lauk dan sayur-sayur atau buah-buahan saja," ujarnya.

Ahli Gizi dari RSCM Fitri Hudayani menekankan, dalam menjalankan puasa Ramadan, yang harus diperhatikan adalah jadwal, jenis, dan jumlah makanan yang dikonsumsi.

Makanan mengandung gula dan lemak banyak ditemukan selama bulan Ramadan, misalnya gorengan, kolak, kue kering, dan sebagainya.

Baca Juga: Mie Celor Palembang, Makanan Khas Selalu Hadir Saat Buka Puasa

"Makanan ini yang harus dibatasi agar tidak meningkatkan konsumsi gula dan lemak, kemudian yang harus tetap dijaga adalah konsumsi serat agar kesehatan pencernaan tetap terjaga dengan cara mengonsumsi sayur dan buah di setiap waktu makan," kata Fitri.

Ia melanjutkan, ketika berbuka puasa, ada baiknya takjil yang dihidangkan hanya dikonsumsi dalam porsi yang kecil. Baru setelah salat magrib, dilanjutkan dengan porsi yang lebih besar.


 




Sumber : Kompas TV/Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x