SUMEDANG, KOMPAS.TV- Operasi Search and Rescue (SAR) longsor Sumedang resmi dihentikan pada Senin malam (18/1/2021) seiring dengan berhasil ditemukannya dua warga yang sebelumnya tertimbun longsoran.
Praktis, total sudah 40 korban meninggal dunia akibat longsor yang terjadi Perum Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, RT 3 RW 10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang tersebut.
“Merujuk data Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per hari Senin pukul 20.26 WIB. Total korban meninggal yang berhasil ditemukan mencapai 40 jiwa, data ini sesuai dengan laporan warga yang kehilangan keluarga dan kerabatnya akibat kejadian longsor tersebut,” tutur Dr. Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB seperti dilansir dari bnpb.go.id, Selasa (19/1/2021).
Baca Juga: Longsor Sumedang, Kemensos Gelontorkan Dana Lebih dari Rp1 Miliar
Selain itu, kata Raditya Jati, Pusdalops juga mendata sebanyak 1.119 warga masih mengungsi di Lapangan Taman Burung dan mengungsi mandiri di tempat kerabat yang aman dari dampak longsor.
Terpisah, Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah menambahkan, dengan ditemukannya seluruh korban meninggal, operasi SAR pun dihentikan.
“Malam ini adalah pencarian terakhir dari penambahan waktu 3 hari, Alhamdulillah dipenambahan hari ke 10 ini seluruh korban berhasil ditemukan,” ujar Deden saat konferensi pers di Pos Komando SMAN 1 Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat semalam.
Dia menjelaskan, keberhasilan operasi SAR ini berkat kolaborasi dan kerja sama yang baik antar seluruh elemen baik itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, relawan dan juga masyarakat.
Baca Juga: Empat Jurnalis TV Nasional Ini Nyaris jadi Korban Longsor Sumedang
“Keberhasilan ini adalah berkat sinergitas dan kerja sama yang baik antara semua unsur di lapangan, sehingga semua korban bencana berhasil dievakuasi di hari ke 10,” jelas Deden.
Lebih lanjut dia menambahkan, meskipun operasi SAR telah dihentikan namun tim gabungan akan kembali melakukan pencarian korban jika ada masyarakat yang melaporkan kerabatnya yang hilang akibat longsor ini.
“Secara data pencarian telah selesai, tetapi jika ada masyarakat yang melaporkan kehilangan keluarga dan kerabatnya akibat longsor ini, kami akan sikapi dan tindaklanjuti,” lanjutnya.
Baca Juga: Usai Bantu Evakuasi di Longsor Sumedang, Danramil Cimanggung Turut Jadi Korban
Selain itu penanganan darurat masih terus dilakukan berdasarkan status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor tanggal 9 Januari - 29 Januari 2021 yang dikeluarkan oleh Bupati Sumedang.
Pada kesempatan yang sama, Kapolres Sumedang AKBP Eko Prastyo mengatakan, seluruh korban telah diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga.
“Seluruh korban yang ditemukan, seluruhnya berhasil diidentifikasi dan telah diserahkan kepada keluarga masing-masing untuk dikebumikan,” tambah Eko yang nyaris menjadi korban dalam longsor tersebut.
Sebelumnya Kepala BNPB Doni Monardo telah memberikan bantuan dana siap pakai sebesar Rp1 miliar untuk penanganan darurat bencana longsor Sumedang.
Baca Juga: Selamat dari Tanah Longsor Usai Masuk Masjid, Kapolres Sumedang: "Ini Rahasia Allah..."
Selain memberikan dukungan DSP, BNPB memberikan ribuan bibit pohon seperti pohon Sukun 500 buah, pohon Aren 500 buah, pohon Alpukat 350 buah, pohon Mahoni 1.500 buah dan Vetiver 5.000 guna dijadikan sebagai pencegahan dengan menanam pohon yang memiliki akar kuat, bermanfaat untuk mencegah terjadinya longsor dikemudian hari.
Kemudian BNPB juga memberikan dukungan untuk mengurangi penyebaran COVID-19, berupa Mesin PCR 1 unit, Mesin RNA 1 unit, PCR Test 5.000 buah, RNA Test 5.008 buah, VTM Test 5.000 buah, Swab Antigen Test 5.000 buah, dan masker kain 1.600 buah.
Sebagai informasi longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini telah terjadi pada Sabtu (9/1), longsor terjadi dua kali, pertama pukul 16.00 WIB dan longsor susulan terjadi pada pukul 19.00 WIB.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.