Kompas TV nasional berita utama

Terkait Tudingan Radikal Din Syamsuddin oleh GAR ITB, Alumni Gontor: Tuduhan Itu Aneh Bin Ajaib

Kompas.tv - 15 Februari 2021, 09:39 WIB
terkait-tudingan-radikal-din-syamsuddin-oleh-gar-itb-alumni-gontor-tuduhan-itu-aneh-bin-ajaib
 Din Syamsuddin dalam sebuah kesempatan saat diwawancarai awak media. (Sumber: KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)
Penulis : Gading Persada

Tak jauh beda disampaikan Pimpinan Pesantren Darunnajah Jakarta, Dr. KH. Sofwan Manaf. Menurutnya, kritik yang disampaikan Din Syamsuddin kepada pemerintah tidak bisa dikategorikan sebagai radikal.

Namun, justru dengan kritik itu Din Syamsuddin ingin membawa kesadaran masyarakat pada hal-hal yang benar dengan posisi yang benar.

"Pak Din itu tokoh bangsa, dikenal reputasinya sebagai tokoh moderat yang diterima luas bukan saja di kalangan Islam, tapi juga di kalangan agama-agama lain, baik di tingkat nasional maupun internasional" sambung Kiai Sofwan yang juga Wakil Ketua Umum FPAG.

Baca Juga: Mahfud MD: Pemerintah Hargai Kritik Din Syamsuddin

Terpisah, Sekjen FPAG, KH. Anang Rikza Masyhadi, M.A meyakinkan bahwa mayoritas masyarakat tidak akan percaya bahwa Din Syamsuddin adalah radikal dalam pemahaman yang umum.

Menurutnya, kasus ini semakin menegaskan pada masyarakat bahwa isu radikalisme acapkali dijadikan komoditi politik, bahkan alat pemecah belah bangsa.

"Saya heran, kenapa isu radikalisme seringkali garang menyasar umat Islam, padahal kita tahu ada banyak tindakan radikalisme lain yang jauh lebih membahayakan keutuhan negeri ini, seperti gerakan separatisme dan rasisme, ini yang seharusnya kita selesaikan" tambah dia.

Dia menjelaska, tuduhan kepada Din Syamsudin sebagai orang radikal punya konsekuensi yang besar dan luas.

Baca Juga: Mahfud MD: Pemerintah Tak Akan Memproses Hukum Din Syamsuddin Karena Kritiknya

“Itu sama saja menuduh Muhammadiyah dan MUI sebagai radikal, kan Pak Din pernah cukup lama menjadi Ketum Dewan Pertimbangan MUI,”ungkapnya.

Atas hal tersebut, FPAG pun menghimbau seluruh masyarakat Indonesia agar aksi lapor melapor seperti ini jangan diteruskan, apalagi tidak substansial dan berbau politis.

"Ini tidak sehat untuk kehidupan kebangsaan ke depan,”tutup Anang.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x