Kompas TV nasional peristiwa

Anggota DPR Sebut Pertamina Sepelekan Perawatan Kilang Minyak Cilacap hingga Kembali Terbakar

Kompas.tv - 15 November 2021, 06:10 WIB
anggota-dpr-sebut-pertamina-sepelekan-perawatan-kilang-minyak-cilacap-hingga-kembali-terbakar
Foto kebakaran di kilang Pertamina Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (13/11/2021) malam, yang beredar melalui WhatsApp. (Sumber: ANTARA/WhatsApp/Andi)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Hariyanto Kurniawan

Mulyanto berharap perlu dilakukan audit secara menyeluruh terhadap kilang-kilang yang ada, agar dapat dipetakan kondisi setiap kilang. 

Dengan begitu, kata dia, dapat diketahui mana kilang yang masih hijau, kuning, maupun merah serta langkah-langkah mitigasinya.

Senada dengan Mulyanto, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto meminta dilakukannya investigasi dan audit menyeluruh terhadap kilang Pertamina di Cilacap. 

Baca Juga: Detik-Detik Kilang Minyak Pertamina Terbakar, Terjadi Saat Hujan Lebat hingga Langsung Gelap Gulita

"Kami meminta investigasi dan audit menyeluruh terhadap kilang dan keamanannya," kata Ketua Komisi VII DPR-RI Sugeng Suparwoto.

Ia mengatakan, investigasi dan audit menyeluruh kilang tersebut untuk mengetahui kondisi kilang yang memang sudah tua. 

Menurut dia, kilang-kilang Pertamina di Cilacap dibangun antara tahun 1970 sampai 1980-an dan selama ini belum ada pembaruan maupun kilang baru di sana.

Oleh karena itu, lanjut dia, audit menyeluruh sangat diperlukan terkait sistem keamanannya. Terlebih, dalam tahun ini saja sudah 3 kali terjadi kebakaran kilang Pertamina yaitu di Balongan (Jawa Barat) dan Cilacap (Jawa Tengah).

"Jadi evaluasi tambal sulam saja tidak cukup," ujar Sugeng Suparwoto.

Baca Juga: TOP 3 NEWS: Api di Tangki Kilang Padam, Banjir 1,5 Meter di Sintang, Greenpeace Dipolisikan

Sugeng mengakui, tantangan eksternal Kilang Cilacap cukup besar, baik alam maupun lingkungan dan sosial. Ia mengatakan, perubahan iklim yang luar biasa menyebabkan tekanan udara di selatan Pulau Jawa menjadi lebih ekstrem, abrasinya cukup tinggi, dan bila hujan banyak petir.

Selain itu, kondisi lingkungan dan sosial berubah, berbeda ketika kilang dibangun pada tahun 1970-1980-an. 

Hal itu, menurut dia, menyebabkan sistem keamanannya kemungkinan sudah tidak cocok lagi. Faktor-faktornya dinilai telah berubah.

"Jadi kejadiannya sendiri (kebakaran kilang) harus diinvestigasi mendalam, apakah karena alam, human error, atau teknikal alat yang tidak memadai. Tidak tertutup juga kemungkinan sabotase," ujar Sugeng.

Baca Juga: Selidiki Kebakaran Tangki Kilang Minyak Pertamina Cilacap, Polisi Terjunkan Tim Inafis dan Puslabfor

 



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x