Kompas TV nasional wawancara

Menlu AS Blak-blakan soal Hubungan dengan China hingga Dukungan pada Indonesia Pimpin G20

Kompas.tv - 15 Desember 2021, 10:59 WIB
menlu-as-blak-blakan-soal-hubungan-dengan-china-hingga-dukungan-pada-indonesia-pimpin-g20
Wawancara khusus Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony J Blinken dengan jurnalis Kompas TV Frisca Clarissa (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony J Blinken buka suara tentang hubungan Amerika Serikat dengan China selama pemerintahan Presiden Joe Biden.

Menurut Blinken, sejumlah hubungan antarkedua negara terjalin dengan baik, mulai dari perdagangan hingga investasi.

“Perdagangan, investasi, semuanya baik, termasuk dengan Tiongkok, untuk kita semua. Asalkan adil, setiap orang bermain dengan aturan yang sama, itulah yang kami pedulikan,” ujarnya dalam wawancara khusus dengan jurnalis Kompas TV Frisca Clarissa, Rabu (15/12/2021).

Dia menambahkan, yang menjadi perhatian Amerika Serikat adalah jika ada negara yang tidak bermain dengan aturan yang sama.

Baca Juga: Menlu AS Sebut Indonesia Mainkan Peran Penting di Tingkat Regional Maupun Dunia

“Penting bagi kita untuk bekerja sama. Namun kami ingin melihat lebih banyak perdagangan. Kami ingin melihat lebih banyak investasi secara menyeluruh,” ujarnya.

Dalam hal investasi, misalnya, hal-hal seperti infrastruktur, pihaknya ingin memastikan bahwa itu "raise to the top” (menaikkan ke atas), bukan "raise to the bottom” (menaikkan ke bawah).

Hal itu, kata dia, untuk memastikan investasi dilakukan secara transparan dan terbuka tanpa korupsi, membangun segala sesuatu dengan kualitas terbaik, dan memastikan lingkungan terlindungi, pekerja terlindungi.

“Jika itu terjadi, apakah investasi itu berasal dari Tiongkok, dari kami, dari siapa pun, adalah hal yang baik.”

Selain membahas hubungan antara Amerika Serikat dan China, saat ditanya tentang ketimpangan ketersediaan vaksin di sejumlah negara, Blinken membenarkan hal itu.

“Ya, benar. Ada ketidaksetaraan, dan tidak hanya itu,” ucapnya.

“Lebih dari itu juga masalah nyata bagi semua orang, karena tidak ada yang aman sampai semua orang aman. Dan kita baru saja melihatnya lagi dengan munculnya varian Omicron.”

Menurutnya, jika virus terus hidup di suatu tempat, virus itu mungkin bermutasi menjadi varian baru dan itu akan kembali menyerang bahkan terhadap negara-negara yang telah sepenuhnya divaksinasi, jika varian baru tersebut mengalahkan vaksin.

Terkait hal itu, Blinken menyebut pihaknya memberi perhatian yang kuat dalam hal ini.

Salah satu wujud dari perhatian itu adalah AS telah berkomitmen menyumbangkan antara tahun ini dan dalam sisa tahun depan, 1,2 miliar dosis vaksin yang aman dan efektif ke seluruh dunia.

“Dan seperti yang Anda katakan, kami melakukannya melalui Covax untuk memastikan itu didistribusikan secara merata ke negara-negara yang membutuhkannya dan tidak berdasarkan kepentingan politik,” ujarnya.

Blinken mengklaim pihaknya melakukannya tanpa pamrih dan tidak meminta imbalan apa pun yang sangat penting.

“Yang juga kami inginkan lihat produksi vaksin di negara lain, termasuk misalnya di Indonesia.”

Tapi, lanjut Blinken, tidak cukup hanya memproduksi lebih banyak vaksin. Vaksin harus dipastikan benar-benar disuntikkan ke tangan masing-masing orang.

Amerika Serikat juga sangat mendukung kepemimpinan Indonesia dalam G20. Bahkan, menurutnya pihaknya sangat menantikan hal itu.

Baca Juga: Menlu Amerika Serikat Antony Blinken ke Indonesia 13 Desember, Sampaikan Strategi AS di Indo-Pasifik

“Kami sangat menantikan keketuaan Indonesia dalam G20 dan pekerjaan yang sangat penting, termasuk pada hal-hal seperti jaminan kesehatan, tentang iklim, ekonomi digital, transformasi ekonomi,” ujar dia.

Amerika Serikat, lanjutnya, ingin menjadi mitra terkuat untuk Indonesia. Kata dia, itu adalah tanggung jawab yang luar biasa.

“Tapi kami juga sangat mendorong Indonesia mengambil momen penting bagi dunia. Dan saya pikir Indonesia dapat membuat perbedaan yang sangat besar memimpin G20 tahun depan.”



Sumber : Kompas TV/Frisca Clarissa



BERITA LAINNYA



Close Ads x