JAKARTA, KOMPAS.TV - Bagi Abdul Malik, jemaah haji asal Desa Penganten, Balen, Bojonegoro Embarkasi Surabaya, menolong orang bisa di mana saja. Termasuk ketika saat sedang melaksanakan haji di tanah suci.
Ia menolong jemaah haji yang kelelahan atau sakit dengan kemampuannya yang selama ini dia kuasai, yakni memijat.
Abdul Malik berprofesi sebagai terapis atau dikenal dengan tukang pijat. Sebuah profesi yang lekat dengan menolong orang lain.
Berkat keahliannya memijat itulah, Abdul Malik bisa ke Tanah Suci.
“Saya mulai buka praktik sejak tahun 2011. Sekali terapi, tarifnya antara Rp 100.000 sampai Rp 200.000. Uang hasil terapi itu ditabung antara Rp50.000 sampai Rp100.000 per hari,” ujar Malik yang berangkat haji bersama isterinya Umi Taslimah.
Abdul Malik mulai daftar haji tahun 2011 dan melunasi tahun 2020.
“Saya menabung untuk berangkat haji dengan menyisihkan hasil jasa pijat, karena ingin penuhi rukun Islam,” terangnya kepada awak media yang tergabung di Media Center Haji (MCH) di Makkah, Kamis (16/06/2022).
Dia menyebut metode pijatnya sebagai terapi geni.
Praktiknya seperti menotok bagian-bagian tertentu dari tubuh pasien dengan menggunakan jari.
Baca Juga: Cerita Kuliner Bawaan Jemaah Haji Indonesia: Bumbu Pecel, Rendang dan Teri
Salah satu awak media, seperti dikutip dari situs Kemenag Jumat (16/6/2022), berkesempatan merasakan sensasi pijatannya. Ia menotok-notok beberapa titik punggung pasien sembari tengkurap.
Seakan tidak mengerahkan tenaga, tapi yang dirasa ada sakit di titik yang ia totok. Usai menotok di bagian punggung, ia memijat kaki, tangan, pinggang, dan beberapa titik di tubuh saat duduk dan posisi telentang.
“Ini ada syaraf kejepit,” ujar Malik mendiagnosa.
Ditanya bagaimana rasanya usai dipijat, Ilham Khoiri jurnalis dari Kompas mengaku badannya jadi ringan, lebih rileks.
“Rasanya tubuh ini jadi lebih bugar, rileks,” ujar Ilham.
Kini, selama di Tanah Suci selain beribadah, dia mempraktikkan terapi geninya untuk menolong para jemaah secara gratis.
Dia bantu jemaah yang mengeluhkan sakit tertentu. Istilahnya, dia berusaha membuka aliran darah yang tersumbat sehingga lancar dan tubuh menjadi bugar.
Dia sekarang sudah menangani 15 jemaah haji yang membutuhkan sentuhan sensasi pijatannya.
“Keluhan seputar pinggang pegal, kaki lemah, leher kaku, tulang keropos, lambung bermasalah, pusing. Alhamdulillah, semua pasien membaik,” ungkapnya bersyukur.
Ditanya kenapa tidak minta bayaran atas jasa pijatnya.
“Niatnya lillahi taala. Saya empati pada jemaah yang sudah datang dari jauh ke Tanah Suci, tapi di sini mengalami kesulitan jalan, merasa sakit. Saya bantu biar bugar dan dapat menjalankan ibadah dengan baik,” tandasnya.
Sumber : Kompas TV/Kemenag
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.