Kompas TV nasional rumah pemilu

Elektabilitas PAN Naik dalam Survei Litbang Kompas, Sekjen: Ini Hasil Bantu Masyarakat saat Pandemi

Kompas.tv - 21 Juni 2022, 18:09 WIB
elektabilitas-pan-naik-dalam-survei-litbang-kompas-sekjen-ini-hasil-bantu-masyarakat-saat-pandemi
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Edy A. Putra

 

JAKARTA, KOMPAS.TV - Elektabilitas atau keterpilihan Partai Amanat Nasional (PAN) mengalami peningkatan dalam enam bulan terakhir.

Hal ini diketahui dari hasil survei Litbang Kompas soal elektabilitas partai politik yang dirilis hari ini, Selasa (21/6/2022). Survei ini mewawancarai 1.200 responden pada periode 26 Mei-4 Juni 2022.

Hasil survei Litbang Kompas menemukan, elektabilitas PAN meningkat 1,1 persen. Pada Januari 2022, elektabilitas PAN tercatat sebesar 2,5 persen. Sedangkan pada survei terbaru, keterpilihan PAN naik menjadi 3,6 persen. 

Baca Juga: Survei Litbang Kompas Sebut Partai Islam Stagnan, Peneliti Ungkap Dua Faktor Ini Penyebabnya

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN Eddy Soeparno mengapresiasi survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas. Menurutnya, kenaikan tren elektabilitas PAN tersebut merupakan hasil dari pergerakan kader PAN yang membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Eddy menjelaskan, selama dua tahun pandemi Covid-19, PAN hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan dukungan dan bantuan di aspek kesehatan.

Kemudian memberi dukungan di aspek pembinanan pengembangan ekonomi, termasuk juga aspek pendidikan dengan membantu anak-anak yang terpaksa belajar secara daring.

Eddy juga menilai menilai kenaikan ini sebagai modal awal untuk para calon anggota legislatif (caleg) PAN dalam Pemilu 2024 yang tahapannya sudah dimulai. 

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Demokrat Naik Tempati Papan Atas Bersama PDIP, Gerindra, Golkar


"Ini adalah pergerakan awal yang kami yakini nanti, ketika para caleg PAN mulai bekerja lebih intens lagi maka tren elektabilitas akan terekam di bulan-bulan beriktunya," ujar Eddy saat dihubungi, Selasa (21/6/2022).

Eddy menambahkan, kenaikan ini juga dipengaruhi langkah politik PAN yang membentuk poros politik untuk Pemilu 2024 dengan membangun koalisi bersama Partai Golkar dan PPP.

Menurutnya, salah satu keunggulan bekerja sama dalam Koalisi Indonesia Bersatu adalah memberi keyakinan kepada masyarakat bahwa PAN, Golkar, dan PPP konsisten untuk melaksanakan agenda Pemilu 2024 di tengah wacana penundaan Pemilu 2024.

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Kepuasan Terhadap Kinerja Pemerintah Jokowi Turun 67,1 Persen

"Jadi kita tetap dianggap partai, bersama dengan Golkar dan PPP yang konsisten untuk mengusung agenda Pemilu 2024," ujar Eddy.

Sementara itu, menurut hasil survei Litbang Kompas periode Juni 2022, PDI Perjuangan (PDIP) masih berada di posisi teratas dengan elektabilitas 22,8 persen. 

Angka ini tidak bergeser dibandingkan dengan hasil survei pada Januari 2022.

Adapun elektabilitas Partai Gerindra pada Juni ini (12,5 persen), menurun tipis dibandingkan dengan Januari (13,9 persen).

Baca Juga: Pengamat Lingkar Madani: Hasil Survei Litbang Kompas Bungkam ‘Lanjutkan’ Jokowi di 2024

Di posisi ketiga dan keempat ada Partai Demokrat (11,6 persen) dan Partai Golkar (10,3 persen) yang saling mengejar dengan perbedaan elektabilitas yang masih berada di dalam jangkauan margin of error, 2,8 persen. 

Kedua parpol mengalami kenaikan dibandingkan dengan hasil survei pada Januari 2022. Ketika itu, Demokrat mencatat elektabilitas sebesar 10,7 persen, dan Golkar 8,6 persen.

Sementara itu, elektabilitas sejumlah parpol lainnya turun. Elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) turun dari 6,8 persen pada Januari, menjadi 5,4 persen pada Juni. 

Demikian pula dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang turun dari 2,8 persen (Januari), menjadi 2,0 persen (Juni).

Baca Juga: Zulkifli Hasan Jadi Mendag, Waketum: Ini Menegaskan PAN Partai Koalisi Pemerintah

Adapun partai lainnya, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) cenderung stagnan dengan 5,5 persen (Januari), dan 5,4 persen (Juni). 

Dari 1.200 responden survei, sebanyak 16 persen belum menyatakan pilihannya (swing voter). Angka ini turun tipis dibandingkan survei Januari (17 persen). 

 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x