Kompas TV nasional hukum

Firli Bahuri Temui Lukas Enembe, ICW Nilai Integritas Ketua KPK Rendah: Apa Urgensinya?

Kompas.tv - 4 November 2022, 20:31 WIB
firli-bahuri-temui-lukas-enembe-icw-nilai-integritas-ketua-kpk-rendah-apa-urgensinya
Ketua KPK Firli Bahuri menyalami Gubernur Papua Lukas Enembe ketika hendak diperiksa di kediaman pribadi Lukas di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Kamis (3/11/2022). (Sumber: Dok. Tim Hukum dan Advokasi Gubernur Papua)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri yang mendatangi kediaman tersangka kasus korupsi Lukas Enembe di Jayapura membuat Indonesian Corruption Watch (ICW) angkat bicara. Kedatangan Firli ke Jayapura menemui Lukas Enembe dianggap tidak ada urgensinya.

“Hingga saat ini kami tidak memahami, apa urgensi Ketua KPK Firli Bahuri hadir langsung ke kediaman tersangka Lukas Enembe. Sebab dalam proses itu, yang dibutuhkan hanya penyidik dan tim dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI),” ujar Kurnia Ramadhana, peneliti ICW, Jumat (4/11/2022).

Ia menilai, apa yang dilakukan Firli menunjukkan rendahnya integritas ketua KPK. Terlebih, hal ini bukan pertama kali dilakukan.

Baca Juga: Wakil Ketua KPK: Tak Masalah Firli Bahuri Temui Lukas Enembe, Begini Respon MAKI...

Firli Bahuri pernah berhubungan langsung dengan pihak berperkara pada 2019, yakni kepala daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB). Saat itu, Firli sempat dijatuhi sanksi berat.

Menurut Kurnia, dalam Undang-Undang (UU) KPK yang baru, pimpinan KPK tidak lagi berstatus sebagai penyidik. Kedatangan Firli ke Jayapura juga bukan dalam kapasitas sebagai dokter yang memahami kondisi kesehatan tersangka.

Baca Juga: Soal Ketua KPK Temui Lukas Enembe di Papua, MAKI Dorong Penahanan Paksa

ICW juga menyesalkan sikap dari dewan pengawas, meskipun memahami dalam peraturan dewan pengawas ada alasan pembenar setelah pimpinan berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pihak berperkara dalam konteks pelaksanaan tugas maupun atas sepengetahuan pimpinan KPK lain.

“Namun dalam hal ini, lagi-lagi yang dibutuhkan hanya pendidik dan tim dokter, bukan pimpinan KPK,” ucapnya.


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x