Kompas TV nasional sosok

Ali Moertopo, Raja Intel Indonesia Sekaligus Aktivis, Politikus dan Menteri Penerangan

Kompas.tv - 15 Desember 2022, 11:31 WIB
ali-moertopo-raja-intel-indonesia-sekaligus-aktivis-politikus-dan-menteri-penerangan
Ali Moertopo, aktivis, intel dan menteri penerangan  (Sumber:Gramedia. Digital))
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Gading Persada

Di masa Orde Baru, Ali Moertopo melakukan modernisasi intelejen Indonesia. Ia aktif dalam operasi-operasi intelejen dengan nama Operasi Khusus (Opsus) yang terutama ditujukan untuk menghancurkan lawan-lawan politik pemerintahan Soeharto.

Pada tahun 1968, Ali menggabungkan partai-partai politik yang saat itu sangat banyak jumlahnya hingga menjadi beberapa partai saja agar lebih mudah dikendalikan. 

Hal ini kemudian terwujud pada tahun 1973 sewaktu semua partai bergabung menjadi tiga partai, yaitu Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan penggabungan partai-partai berbasis Islam, dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan penggabungan partai-partai berbasis nasionalis.

Karier Militer Ali Moertopo

Mengawali karier militer sebagai serdadu Belanda, Ali Moertopo adalah simpul penting Soeharto dan politik Orde Baru. 

"Dia intel, aktivis, dan politikus ulung," demikian penjelasan tegas situs milik perpustakaan nasional itu.

Ali Moertopo dalam sebuah buku yang dia tulis berjudul "Strategi Nasional" (terbitan CSIS, Mei 1974) menuliskan tentang kondisi kelahiran Orde Baru.

"Orde Baru lahir dari suatu pertentangan dalam ruang lingkup nasional. Pertentangan ini bersifat pertentangan antara dua aspirasi yang ada dalam tubuh bangsa Indonesia, yang masing-masing diejawantahkan oleh kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat, baik secara terorganisir maupun tidak," ungkap dia.

Baca Juga: Pratu SH, Anggota TNI AU yang Diduga Pukul Lansia Diamankan Intelijen Lanud

Dua kelompok tersebut, ungkap Ali Moertopo, adalah kekuatan Orde Lama yang berpusat pada ideologi komunis dengan tulang punggung PKI (Partai Komunis Indonesia) bersama ormas-ormasnya.

Dan kelompok kedua, yaitu Orde Baru yang anti komunis serta organisasi-organisasinya dan orang-orang yang anti pada Soekarno.

      
 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x