Kompas TV nasional kesehatan

Ada Lonjakan Kasus Covid-19 di China, Epidemiolog Ingatkan Indonesia Waspadai Potensi Mutasi Virus

Kompas.tv - 28 Desember 2022, 19:33 WIB
ada-lonjakan-kasus-covid-19-di-china-epidemiolog-ingatkan-indonesia-waspadai-potensi-mutasi-virus
Epidemiolog Dicky Budiman ingatkan masyarakat Indonesia mengenai potensi mutasi virus Corona akibat lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara pada akhir tahun 2022. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan masyarakat Indonesia mengenai potensi mutasi virus Corona akibat lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara, di antaranya Jepang, Korea Selatan, Brazil, dan China, belakangan ini.

Menurut Dicky, Indonesia perlu mewaspadai potensi penyebaran virus Corona, terutama dari China atau Tiongkok.

"Terutama yang harus diwaspadai adalah kondisi di China, karena China ini merupakan negara dengan jumlah populasi yang luar biasa besar, kurang lebih sepuluh hingga 16 persen populasi dunia itu ada di China," ungkapnya kepada KOMPAS.TV, Rabu (28/12/2022).

"Artinya, ketika mereka mengalami krisis Covid-19, akan ada ratusan juta kasus infeksi yang tentunya kita harus sadari, ketika virus ini diberi kesempatan untuk menginfeksi, ya artinya ada potensi mutasi, itu yang harus diwaspadai," imbuhnya.

Apalagi, kata Dicky, arus lalu lintas antara Indonesia dengan China dan Jepang sangat aktif. Kondisi tersebut, menurut dia, membutuhkan mitigasi.

Baca Juga: Covid-19 Mengganas di Jepang dan China, Pemerintah Indonesia Masih Monitor Perkembangan Kasus

Ia menyarankan, pelancong dari negara-negara tesebut sebaiknya memenuhi kriteria orang yang memang sudah booster, tidak bergejala, dan menjalani tes PCR.

"Walaupun ini (skrining) juga tidak memastikan bahwa tidak ada dampak adanya subvarian-subvarian baru dari China, tapi setidaknya ini memberikan kita keleluasaan waktu untuk mempersiapkan diri," jelasnya.


Selain itu, ia menyarankan agar pemerintah memberlakukan aturan bagi pendatang dari luar negeri untuk isolasi setidaknya selama tiga hari setibanya mereka di Indonesia.

"Setidaknya (saat isolasi) tiga hari di hotel atau tempat yang ditunjuk itu, dia tidak menunjukkan gejala," terang laki-laki yang sedang menempuh studi doktoral di Griffith University, Australia itu.

Menurut Dicky, pemerintah tak perlu menutup perbatasan atau melarang orang untuk datang ke Indonesia. Namun, ia menyarankan pemerintah Indonesia memperkuat mitigasi dengan cara skrining.

Ia juga menyarankan pemerintah memberi imbauan agar masyarakat Indonesia tidak melakukan perjalanan ke Negara Tirai Bambu itu hingga bulan-bulan awal pada tahun 2023 mendatang.

"Kalau saya sih menyarankan jangan dulu ke China sampai setidaknya awal atau pertengahan Februari," jelasnya.

Baca Juga: Covid-19 Menggila, Jepang Catat Rekor 438 Kematian Harian, Infeksi Tembus 200 Ribu Kasus



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x