Latto-latto atau clackers ball muncul di AS pada 1968. Permainan itu sempat populer pada era 60 hingga 70-an di berbagai negara.
Permainan tersebut dinilai menjauhkan anak dari kecanduan ponsel dan jadi nostalgia orang dewasa. Namun latto-latto sempat dilarang di sejumlah negara lantaran dianggap berbahaya.
Baca Juga: Momen Jokowi dan Ridwan Kamil Main Latto-latto di Subang
Di Indonesia, tepatnya di Kalimantan Barat, permainan dua bola dengan seutas tali ini telah memakan korban.
Seorang anak berusia 8 tahun harus menjalani operasi mata karena tertancap serpihan bola latto-latto yang pecah.
Diberitakan New York Times pada 12 Februari 1971, empat anak kala itu dilaporkan mengalami cedera akibat permainan latto-latto.
Food and Drug Administration (FDA) kemudian mengeluarkan peringatan nasional terhadap mainan clackers ball. Kemudian Consumer Product Safety Commission (CPSC) turut menganggap clackers ball sebagai permainan yang berbahaya.
Baca Juga: Sekeluarga di Bekasi Diduga Keracunan Makanan, 3 Orang Tewas 2 Orang Lainnya Masih Dirawat di RS!
Bertahun-tahun kemudian, pada 2017, di Mesir, masyarakat sempat terkena demam permainan latto-latto.
Namun, seperti dikutip New Arab, 9 November 2017, pemerintah Mesir justru melarang keras pedagang kaki lima menjual clackers ball.
Pasalnya, masyarakat setempat menjuluki latto-latto sebagai 'bola Sisi' yang mengacu pada buah zakar Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi. Julukan itu pun dianggap telah menghina presiden yang berkuasa sejak Juni 2014 ini.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.