Kompas TV nasional rumah pemilu

Terancam Tak Masuk Parlemen di 2024, PPP: Kami Memang Selalu Tak Menang Survei, tapi Lolos Pemilu

Kompas.tv - 21 Februari 2023, 15:02 WIB
terancam-tak-masuk-parlemen-di-2024-ppp-kami-memang-selalu-tak-menang-survei-tapi-lolos-pemilu
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi di Hotel Grand Sahid Jaya, Minggu (15/12/2019). (Sumber: tribunnews.com)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS TV - Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) tak ambil pusing ihwal hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas partai berlambang Kabah itu hanya 2,3 persen. 

Artinya, PPP tak memenuhi persyaratan parliamentary threshold sebesar 4 persen. 

"Karena dalam sejarah PPP itu memang selalu tidak lolos survei, tapi PPP selalu lolos pemilu," kata Ketua DPP PPP Achmad Baidowi kepada Kompas TV, Selasa (21/2/2023). 

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: PAN dan PPP Terancam Tak Lolos ke Parlemen

Ia menyatakan, pihaknya akan berkonsentrasi penuh untuk menyukseskan PPP dalam gelaran pesta demokrasi nanti. 

"Ya, PPP biasa saja tidak lolos di survei, itu biasa. PPP mau ikut pemilu, bukan ikut survei," ujarnya. 

Sebelumnya, hasil survei Litbang Kompas menunjukkan dua partai politik (parpol) yang sudah lolos ke parlemen pada Pileg 2019 terancam tak lolos ke Senayan dalam gelaran Pileg 2024 nanti. 

Keduanya adalah PPP dan PAN, dengan hasil survei PPP  2,3 persen dan PAN 1,6 persen.

Artinya, mereka tak memenuhi persyaratan parliamentary threshold sebesar  4 persen. 

Sementara itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) kembali menempati posisi teratas dengan elektabilitas 22,9 persen atau naik 1,8 persen dibandingkan dengan survei Oktober 2022.

Peringkat kedua juga masih ditempati Partai Gerindra meski elektabilitasnya menurun 1,9 persen menjadi 14,3 persen.

Perubahan elektabilitas juga terjadi pada Partai Demokrat dan Partai Golkar.

Demokrat turun 5,3 persen sehingga elektabilitasnya 8,7 persen. 

Sebaliknya, Golkar naik 1,1 persen, membuat elektabilitasnya menjadi 9 persen.

Perubahan elektabilitas ini otomatis membuat Golkar menggeser posisi Demokrat. 

Di papan tengah terdapat Partai Nasdem dengan elektabilitas 7,3 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 6,1 persen, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 4,8 persen. 

Selain tujuh partai di atas, ada satu parpol nonparlemen yang elektabilitasnya melampaui ambang batas parlemen 4 persen, yakni Partai Perindo dengan tingkat keterpilihan di angka 4,1 persen.

Adapun parpol nonparlemen yang tak mencapai parliamentary threshold sebesar 4 persen adalah Partai Hanura, Partai Bulan Bintang, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang tingkat keterpilihannya berada di angka 0,5 persen. 

Meski begitu, masih ada 16,8 persen responden yang menjawab tidak tahu atau rahasia saat ditanya soal partai politik pilihannya.

Survei Litbang Kompas dilakukan melalui wawancara tatap muka dan diselenggarakan Litbang Kompas pada 25 Januari hingga 4 Februari 2023. 

Sebanyak 1.202 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia. 

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: PKS Partai Politik yang Paling Aktif di Media Sosial, Mencapai 57,1 Persen

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ± 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x