Kompas TV nasional rumah pemilu

Survei Indikator: Elektabilitas NasDem Melejit, Efek Deklarasi Anies sebagai Capres

Kompas.tv - 26 Maret 2023, 16:07 WIB
survei-indikator-elektabilitas-nasdem-melejit-efek-deklarasi-anies-sebagai-capres
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kanan) berbincang sejenak dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) pada acara Pengumuman Calon Presiden Pemilu 2024 yang diusung Partai Nasdem di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). (Sumber: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV – Elektabilitas Partai NasDem setelah mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres), menyentuh titik tertinggi sepanjang sejarah persiapan parpol tersebut menghadapi pemilihan umum.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan berdasarkan hasil survei terkini, elektabilitas NasDem mencapai 6,4 persen.

“NasDem mengalami peningkatan yang sangat tajam,” jelasnya saat merilis hasil survei tersebut, Minggu (26/3/2023).

“Jadi, kita bisa simpulkan, kalau kita lihat data over time, bahkan sebelum Pemilu 2019 atau 2014, elektabilitas NasDem 6,4 persen adalah yang tertinggi dalam sejarah persiapan NasDem jelang pemilu.”

Berdasarkan data tersebut, lanjut Burhanuddin, dapat disimpulkan bahwa NasDem telah mendapatkan insentif positif dari deklarasi Anies sebagai capres.

“Jadi, kita bisa sedikit mengambil kesimpulan, NasDem sudah mendapatkan insentif positif atas deklarasi Anies sebagai capresnya, tetapi Anies sendiri belum mendapatkan momentum pascadeklarasi.”

Baca Juga: Melihat Senyum AHY dan Kemesraan Bersama Anies di Bukber NasDem, Sinyal Duet Pilpres 2024?

Burhanuddin juga memaparkan data hasil survei popularitas para bakal capres.

Popularitas Prabowo Subianto pada Februari 2023 sebesar 96,6 persen dengan tingkat kesukaan 63,7 persen. Sedangkan popularitasnya pada Maret 2023 sebesar 97,1 persen dengan tingkat kesukaan 83,1 pesen.

Sementara popularitas Anies pada Februari 2023 mencapai 90,5 persen dengan tingkat kesukaan 79,1 persen. Sementara pada Maret 2023, popularitasnya menjadi sebesar 88 persen dengan tingkat kesukaan 76,2 persen.

Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektailitas Partai NasDem melejit. (Sumber: Istimewa)

Sedangkan popularitas Ganjar Pranowo pada Februari 2023 sebesar 81,9 persen dengan tingkat kesukaan 89,0 persen. Sedangkan pada Maret 2023, popularitasnya menjadi 81,5 persen dengan tingkat kesukaan 86,6 persen.

“Tingkat kesukaan terhadap Anies menurunnya jauh. Untuk Pak Prabowo sendiri di bulan Maret ada penurunan tapi kecil sekali, cenderung stabil. Ganjar, turun dua poin, dari 89 ke 87 persen,” kata Burhanuddin.

“Tingkat elektabilitas Mas Anies menurun karena tingkat kesukaannya menurun dalam beberapa bulan.”

Sementara tingkat elektabilitas Menteri BUMN Erick Thohir sebagai bakal cawapres meningkat.

“Kenapa elektabilitas Erick Thohir meningkat sebagai cawapres? Salah satunya adalah mereka yang kenal Erick Thohir tingkat kesukaannya meningkat dalam beberapa bulan.”

Survei dilakukan pada 9-16 Februari dan 12-18 Maret 2023 yang melibatkan warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, yaitu mereka yang berusia 17 tahun atau lebih, sebagai responden.

Survei Februari menggunakan 1.200 sampel dengan margin of error plus minus 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

“Pertama adalah survei yang lebih lengkap, yaitu bulan Februari, tanggal 9-16 di lapangan, jumlah sampelnya 1.200. Margin of error 2,9 persen plus minus dengan derajat kepercayaan 95 persen,” terang Burhanuddin.

Baca Juga: Survei Indikator: Prabowo Ungguli Anies dalam Simulasi Dua Nama Capres

Adapun survei Maret menggunakan 800 sampel dengan margin of error plus minus 3,5 persen.

“Kemudian survei yang fresh from the oven, baru selesai betul, di lapangan tanggal 12 sampai 18 Maret 2023, dengan jumlah sampel 800, dari hampir semua provinsi di Indonesia, dengan margin of error plus minus 3,5 persen,” urainya.

Proses pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling.

Kedua survei menggunakan metode tatap muka oleh pewawancara yang sudah dilatih, dan menerapkan quality control dengan cara mendatangi ulang responden yang sudah diwawancarai.

Secara umum, survei itu membahas dinamika elektoral capres pilihan publik, termasuk efek dukungan (endorsement) Jokowi kepada beberapa calon presiden, kemudian signifikansi cawapres di mata publik.


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x