Bupati Meranti Terjerat 3 Kasus Korupsi, Begini Modusnya

JAKARTA, KOMPAS.TV- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron menjabarkan modus yang dilakukan Bupati Meranti Muhammad Adil.

Seperti yang diketahui, Bupati Meranti Muhammad Adil terkena operasi tangkap tangan (OTT) KPK di rumah dinasnya, Kamis (6/4/2023).

Bupati Meranti ditangkap atas dugaan tiga kasus korupsi, yakni pemotongan anggaran dinas, menerima suap dari biro travel umrah, dan suap pemeriksa keuangan Kabupaten Meranti.

“Modusnya sederhana, setiap sebulan SKPD dapat uang persediaan, setelah dapat laporan pelaksaan minta ke dinas pendapatan daerah, setelah pencairan ada potongan 5 sampai 10 persen, dari SKPD dikumpulkan ke kabag umum, kemudian diserahkan ke dinas pendapatan dan ada yang langsung ke bupati,” ujar Ghufron, Sabtu (8/4/2023).

Baca Juga: Uang Rp1,7 Miliar Hasil OTT Korupsi Bupati Meranti Ditunjukan KPK

Kasus kedua adalah pengadaan jasa umrah yang diperuntukkan bagi takmir dan marbot. Dari nilai yang dianggarkan ada pengembalian uang dari penyelenggara umrah ke bupati Meranti sekitar Rp 8 miliar.

Ketiga, kasus penyuapan auditor BPK sehingga mengeluarkan laporan hasil keuangan dengan status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Auditor tersebut meminta Rp1,5 miliar.

“Bupati menerima suap dari SKPD dan penerima jasa umrah, tetapi bupati juga menyuap pemeriksa BPK,” ucap Ghufron.

Baca Juga: Jadi Tersangka 3 Kasus Korupsi, Bupati Meranti Mengaku Khilaf dan Minta Maaf