Kompas TV nasional rumah pemilu

Pengamat Sebut Ormas dan Partai Islam Jadi Rebutan untuk Isi Cawapres, Ada Sandiaga hingga Erick

Kompas.tv - 24 April 2023, 21:35 WIB
pengamat-sebut-ormas-dan-partai-islam-jadi-rebutan-untuk-isi-cawapres-ada-sandiaga-hingga-erick
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno saat bersilaturahmi ke rumah Plt Ketua Umum PPP Mardiono, Sabtu (22/4/2023). (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo menyebut, saat ini kekuatan organisasi Islam tengah diperebutkan untuk mengisi posisi calon wakil presiden (cawapres).

Suko pun membeberkan sosok dari ormas atau partai Islam yang menjadi kandidat sebagai cawapres tersebut, yakni Sandiaga Uno hingga Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Baca Juga: Sandiaga Uno Ogah Tanggapi Jokowi Soal Jadi Cawapres Ganjar: Yang Bisa Tentukan Pak Mardiono

"Organisasi keagamaan dan juga parpol berbasis Islam jadi sarana komunikasi kandidat untuk cawapres. Sebut saja Cak Imin (Muhaimin Iskandar), Sandiaga Uno, dan Erick Thohir," kata Suko pada Senin (24/4/2023).

Suko mengatakan, landskap baru sudah terbentuk setelah Megawati Soekarnoputri mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden atau capres dari PDI Perjuangan atau PDIP.

Setelah adanya penunjukan Ganjar, kata dia, banyak pihak akhirnya mengukur bahwa dirinya tidak mampu menjadi capres.

Karena itu, mereka pada akhirnya segera merapat menjadi cawapres, atau bahkan asal bisa tetap dalam pemerintahan atau menikmati kemenangan.

"Ini berlaku bagi siapa saja khususnya Golkar, PKB, PAN, PPP, dan lain-lain. Bahkan Nasdem juga perlu pikir-pikir. Kalau PKS dan Partai Demokrat sudah given kondisinya," ujarnya.

Baca Juga: Survei Litbang Kompas soal Elektabilitas Bakal Cawapres Ganjar Pranowo: Sandiaga Uno Paling Atas!

Sementara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, lanjut dia, saat ini tetap tegar sebagai capres, walaupun nantinya waktu bisa bicara lain.

Adapun Muhaimin Iskandar, kata Suko, harus teliti melihat situasi dan dinamika ini, apakah akan tetap menunggu atau bergerak mendahului.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x