Kompas TV nasional peristiwa

Dirjen Imigrasi Bantah 34 Juta Data Paspor Bocor: Itu Data Dummy

Kompas.tv - 10 Juli 2023, 00:00 WIB
dirjen-imigrasi-bantah-34-juta-data-paspor-bocor-itu-data-dummy
Sebuah akun dengan nama Bjorka menjual data pribadi yang diklam dari paspor WNI. Penjualan data pribadi ini diungkap pakar keamanan siber, Teguh Aprianto di akun Twitter pribadinya, Rabu (5/7/2023). (Sumber: Twitter Teguh Aprianto)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dirjen Imigrasi Kemenkumham, Silmy Karim, membantah adanya 34 juta data paspor yang bocor. Ia memastikan, dugaan 34 juta data paspor yang bocor itu bukan berasal dari tahun 2023. 

Selain itu, Silmy juga membantah dugaan data yang bocor itu merupakan data biometrik seperti struktur wajah atau sidik jari.

"Jadi saya perlu sampaikan update terbaru dari tim yang sedang bekerja menyelidiki kaitannya dengan bocornya data imigrasi," kata Silmy

"Data paspor yang pertama adalah satu bukan data biometrik. Indikasi yang paling utama adalah data biometrik sama dengan data dukung permohonan paspor."

"Saya pastikan tidak ada yang bocor setelah tim melakukan investigasi dari data sampel yang ditawarkan di internet," tegasnya.

"Jadi kaitan dengan mungkin kekhawatiran masyarakat sudah terjawab. Itu bukan data biometrik. Data biometrik adalah data wajah struktur wajah dan sidik jari dan juga misalnya ada iris."

"Data sampel itu bukan data struktur data yang kita gunakan pasca 2021. Jadi sekarang imigrasi menggunakan namanya SIMKIM Dua, dulu namanya SIM Satu. Tidak ada kesamaan struktur data yang kita gunakan sekarang yang diduga bocor," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, dugaan data paspor bocor dan diperjualbelikan diungkap oleh Teguh Suprianto melalui akun Twitter @Secgron pada 5 Juli lalu.

Data paspor tersebut dijual seharga USD10 ribu atau sekitar Rp150 juta.

Lebih lanjut, Simmy menduga, data bocor yang dijual itu merupakan data dummy sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

Baca Juga: Peretas Bjorka Kembali Berulah, Diduga Bocorkan 34,9 Juta Data Paspor WNI, Dijual Rp 150 Juta!

"Kita itu saat ini sedang implementasi. Saya bergabung Januari 2023. Saya salah satunya mendorong penguatan pengamanan dengan mengikuti standar ISO 27001-2022 tentang sistem keamanan data, mau mendapatkan sertifikat," ucapnya.

"Jadi ketika melihat itu semua, sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dugaan kami Itu adalah data dummy," ujarnya.

Mengenai dugaan penyebab bocornya data paspor ini, Silmy berpendapat bahwa hal itu bukan dilakukan oleh hacker. Ia menduga, kebocoran data tersebut terjadi ketika digunakan uji coba oleh vendor.

Sekali lagi, Silmy kembali memastikan bahwa data imigrasi aman di Pusat Data Nasional.

"Bocornya masih menduga itu bukan karena hacker. Data dan data contoh digunakan dulu untuk satu uji coba dan lain sebagainya oleh vendor," terangnya.

"Tapi saya tidak mau berandai-andai. Masyarakat tenang tidak ada pengelolaan informasi mengenai data paspor imigrasi ataupun biometrik, tidak ada bisa kelihatan."

"Itu adalah data teks yang menjadi contoh, jadi tidak perlu ditanggapi jauh. Yang penting itu aman dan kita terus digiatkan. Jadi kita juga di dalam sistem pengamanan data yang berlaku secara umum di pemerintah kita taruhnya di Pusat Data Nasional."

"Pusat data nasional adalah database server yang disiapkan oleh Kominfo, kita ikut di sana. Kemudian ada BSSN jadi badan menjaga keamanan dalam konteks informasi dan lain sebagainya.

"Kita terus cari ini, bekerja dan kami monitor setiap waktu. Setelah beberapa hari ini, saya lihat perkembangannya cukup baik dan saya rasa sudah tidak perlu ada yang dikhawatirkan lagi," pungkasnya.

Baca Juga: Bjorka Klaim Bocorkan 34,9 Juta Data Paspor WNI, ini Kata Pakar Digital Forensik CiSSReC


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x