Kompas TV nasional humaniora

Indonesia Darurat Sampah! Jutaan Ton Tidak Dikelola dengan Baik

Kompas.tv - 14 November 2023, 10:17 WIB
indonesia-darurat-sampah-jutaan-ton-tidak-dikelola-dengan-baik
Pengelolaan Sampah di Perkotaan (Sumber: Dok. Istimewa )
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Belasan juta ton sampah di Indonesia belum terkelola dengan baik. Jika dibiarkan, persoalan sampah bisa menjadi bom waktu di tanah air.

Persoalan sampah masih banyak ditemui di kota besar di Indonesia. Masalah ini dipicu banyak faktor, seperti sistem manajemen yang kurang menunjang, lemahnya pengaturan dan minimnya kesadaran masyarakat.

Kebakaran di tempat penampungan akhir (TPA) juga kerap terjadi dan sulit dikendalikan. Seperti kebakaran di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, yang dilaporkan terjadi sejak 19 Agustus 2023. Karena hal ini, Kota Bandung memberlakukan masa darurat sampah yang saat ini sudah diperpanjang hingga 26 Desember 2023.

Baca Juga: Warga Keluhkan Sampah Plastik Menumpuk Dalam Selokan di Ruas Jalan Letjen Suprapto Kota Gorontalo

Kejadian serupa terjadi di TPA Rawa Kucing, Kedaung Wetan, Neglasari, Tangerang, yang terbakar pada Jumat 20 Oktober 2023. Luas area yang terbakar disebutkan mencapai 27 hektare dari total 34 hektare lahan TPA. Proses pemadaman berlangsung selama 13 hari. Selama itu pemerintah daerah memberlakukan status tanggap darurat kebakaran.

Menilik banyaknya peristiwa yang terjadi di berbagai daerah, tak bisa dipungkiri jika Indonesia saat ini sedang mengalami darurat sampah. Mulai dari Batam, Bandung, Tangerang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar sedang terjadi penumpukan sampah. Volume sampah harian yang terus meningkat dan daya tampung TPA yang terbatas, masalah sampah menjadi bom waktu yang siap meledak.

Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2022 mencatat jumlah timbunan sampah nasional dari 309 kabupaten dan kota se-Indonesia mencapai 35,9 juta ton.

Dari total tersebut, sebanyak 62,51 persen (22,4 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 37,49 persen (13,4 juta ton) belum terkelola dengan baik.

Jenis sampah sisa makanan masih mendominasi dengan angka 40,6 persen. Menyusul di urutan kedua ada sampah plastik yang menyumbang 18,1 persen.

Selain mengotori lingkungan, sampah plastik yang tidak terurai, dengan mudah mencemari tanah, air, sungai hingga laut. Kesehatan manusia juga terancam jika mengonsumsi ikan yang telah terpapar mikroplastik yang terbuang ke laut.

Berbagai inovasi pengolahan sampah, menjadi salah satu upaya yang terus digenjot pemerintah untuk penanganan, termasuk di Ibukota Negara Nusantara (IKN). Nantinya sistem pengelolaan sampah di IKN akan diolah terlebih dahulu, jadi tidak langsung dibuang begitu saja di TPA tanpa diolah alias open dumping.

Sebelumnya, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menekankan kunci utama sistem pengolahan sampah adalah sumber daya manusia.

"Klungkung secara resmi akan memiliki pusat Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang saat ini sedang dalam proses pembangunan," ujarnya.

Pengelolaan sampah saat ini juga gencar dengan kampanye 3R, reduse, reuce, recycle. Namun, hal itu tidak cukup.

Baca Juga: Kebakaran Dua Gudang dan Satu Rumah di Karawang, Diduga Akibat Kegiatan Bakar Sampah

Sebuah perusahaan teknologi berbasis hijau di Indonesia Green Hope meluncurkan kampanye 4R dengan menambahkan recovery atau pemulihan.


 

Salah satunya dengan inovasi plastik ramah lingkungan biodegradable berbasis singkong. Inovasi ini menghadirkan plastik yang mampu terdegradasi secara alami dalam dua sampai lima tahun. Dengan demikian, tidak perlu lagi menunggu 1.000 tahun untuk mengurai selembar plastik.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x