Kompas TV nasional hukum

Update Sidang SYL: Saksi Pejabat Kementan Ungkap Permintaan Rp850 Juta, Ada Kwitansi Berlogo NasDem

Kompas.tv - 13 Mei 2024, 16:49 WIB
update-sidang-syl-saksi-pejabat-kementan-ungkap-permintaan-rp850-juta-ada-kwitansi-berlogo-nasdem
Sidang lanjutan kasus pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Kementan dengan terdakwa Syahrul Yasin Limpo (SYL) dengan agenda pemeriksaan saksi di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (13/5/2024).  Saksi mengungkapkan adanya permintaan Rp850 juta saat Kementan dipimpin Syahrul Yasin Limpo (SYL). (Sumber: Tangkap Layar Kompas TV.)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Bagian Umum Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Sukim Supandi mengungkapkan adanya permintaan Rp850 juta saat Kementan dipimpin Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Hal tersebut disampaikan Sukim saat diperiksa sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus gratifikasi dan pemerasan di lingkungan Kementan.

Sidang kali ini dengan terdakwa SYL, Direktur Kementan nonaktif Muhammad Hatta, dan Sekjen Kementan nonaktif Kasdi Subagyono, di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (13/5/2024).

Mulanya Sukim menyebut, terdapat permintaan Kasdi untuk berkoordinasi dengan staf khusus SYL, Joice Triatman.

"Terkait ibu Joice lagi Yang Mulia. Itu permintaan Pak Kasdi ada yang harus diselesaikan," kata Sukim.

"Itu tahun 2023 ya?" tanya Ketua Majelis Hakim Rianto Adam Pontoh.

"2023," jawab Sukim.

"Untuk selesaikan apa?" tanya hakim lagi.

"Uang ke Bu Joice sekitar Rp850 juta, Yang Mulia," ujar Sukim.

"Ini perintah dari Kasdi ke saudara untuk berkoordinasi dengan ibu Joice, staf khusus menteri?" tanya hakim.

"Siap Yang Mulia," jawab Sukim.

Baca Juga: Suara Bergetar SYL Tanya Saksi di Sidang: Pernahkah Kau Saya Paksa atau Saya Ancam!

Lebih lanjut, hakim pun mendalami terkait kepentingan permintaan uang Rp850 juta tersebut, apakah untuk Kementan atau partai politik (Parpol), mengingat Joice berasal dari NasDem.

Sukim pun menyebut tidak tahu pasti uang tersebut untuk kepentingan apa, yang jelas, disebutnya terdapat tanda terima berlogo Partai Nasdem terkait uang tersebut.

"Dalam rangka apa? 850 juta ini siapa, apakah bu Joice yang menyampaikan Rp850 juta atau Kasdi," tanya hakim.

"Mohon izin, kami dari pak Kasdi Yang Mulia, waktu itu saya malam-malam sudah pulang di rumah diminta ke kantor lagi ada yang harus diselesaikan terkait bu Joice," jelas Sukim.

"Ini kepentingan apa? Kementerian atau kepentingan Parpol?" tanya hakim lagi.

"Jadi setelah 2 minggu kok ada uang ini, saya tanya ke panitranya bu Joice 'mbak uang untuk apa' terus panitra itu WA (Whatsapp) ada kuitansi dari NasDem," jawab Sukim.

"Jadi untuk kepentingan partai NasDem?" tanya hakim.

"Ya tidak tahu cuma diketahui ada kuitansi NasDem," tegas Sukim.

"Jadi uang sejumlah Rp 850 juta ini, ini permintaan langsung dari Joice?" tanya hakim.

"Bu Joice ke Pak Sekjen, Pak Sekjen sampaikan ke kami," jawab Sukim.

Kemudian hakim pun kembali memastikan terkait logo NasDem dalam kwitansi uang tersebut.

"Itu (kwitansi) ada logo NasDem?" tanya hakim.

"Siap, Yang Mulia," jawab Sukim.

Adapun kwitansi berlogo Partai NasDem tersebut turut ditampilkan di ruang sidang.

Kuitansi atau tanda terima berlogo Partai Nasdem yang ditampilkan  dalam sidang lanjutan pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Kementan dengan terdakwa Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (13/5/2024). (Sumber: Tangkap Layar Kompas TV.)

Setelahnya, Hakim terus mencecar mengenai uang Rp 850 juta tersebut.

Menurut Sukim, uang tersebut bersumber dari sharing di antara Eselon I Kementan.

"Uang Rp850 juta ini diterima oleh bu Joice?" tanya hakim lagi.

"Diterima oleh bu Joice," tegas Sukim.

Adapun dalam kasus ini, SYL diadili atas kasus dugaan pemerasan hingga mencapai Rp44.546.079.044 dan gratifikasi dianggap suap sejumlah Rp40.647.444.494 selama periode 2020-2023.

Tindak pidana tersebut diduga dilakukan SYL secara bersama-sama dengan dua tersangka lainnya, yakni Sekretaris Jenderal (Sekjen) nonaktif Kementan Kasdi Subagyono, dan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian nonaktif Kementan, Muhammad Hatta. 

Baca Juga: SYL Minta Rp600 Juta buat Keperluan di Brasil, Uangnya Dikumpulkan dari Sisa Anggaran Rapat di Hotel



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x