Kompas TV olahraga kompas sport

Fans Klub-Klub Eropa Gelontorkan Triliunan Rupiah demi Token Kontroversial

Kompas.tv - 11 Desember 2021, 16:42 WIB
fans-klub-klub-eropa-gelontorkan-triliunan-rupiah-demi-token-kontroversial
Ilustrasi. Inter Milan merilis jersei dengan tulisan token fan untuk musim 2021/22. Suporter klub-klub Eropa dilaporkan telah menghabiskan triliunan rupiah demi token fan kontroversial. (Sumber: Inter Milan)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Fans klub-klub top Eropa diperkirakan telah menghabiskan triliunan rupiah demi mendapatkan kripto milik klub atau biasa dikenal sebagai token fan. Angka tersebut didapat dari riset lembaga analisis kripto, Protos.

Melansir BBC, diperkirakan lebih dari 262 juta paun atau sekitar lima triliun rupiah digelontorkan demi token fan.

Token tersebut menjanjikan sejumlah “keuntungan” bagi pemilik. Namun, yang menjadikannya kontroversial, “keuntungan” yang ditawarkan insignifikan dan tidak menjanjikan perlindungan memadai bagi pemilik.

Setidaknya terdapat 24 klub top Eropa yang telah merilis atau sedang mempertimbangkan token fan.

Token tersebut umumnya semacam koin virtual yang bisa dibeli dan dijual. Harganya pun naik-turun seiring tingkat permintaan dan penawaran.

Selain itu, sejumlah klub seperti Manchester City juga melebarkan sayap dengan menjual barang koleksi digital atau NFTs (non-fungible tokens). 

Klub-klub tersebut tidak menjual token sendiri, melainkan bekerja sama dengan perusahaan platform blockchain, Socios. Platform lain seperti Binance dan Bitci juga dilaporkan melebarkan sayap ke bisnis token fan.

Baca Juga: Hati-hati Hanyut dan Kecanduan Trading Kripto, Kenali Batasanmu!

Socios sendiri mengakui telah menjual koin bernilai sekitar 270-300 juta dolar AS melalui platformnya. Namun, mereka enggan memberi tahu berapa banyak yang diberikan kepada pihak klub.

Menurut riset Protos, mayoritas pembeli token fan kemungkinan sekadar berspekulasi untuk menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi.

Akan tetapi, harga kebanyakan token fan anjlok setelah dirilis pihak klub.

Token fan Lazio dan Manchester City dilaporkan anjlok hingga 70 persen dan 50 persen sejak rilis. Dua klub itu termasuk yang paling laku menjual token fan bersama FC Porto dan Santos (Brasil).

Ada juga token fan dengan harga yang justru naik. Token fan milik Inter Milan dan Trabzonspor dilaporkan naik lebih pesat dibanding Bitcoin setahun belakangan.

“Secara umum, mata uang kripto kecil seperti token fan ini bisa benar-benar tidak stabil karena jumlah orang yang mau memperjualbelikannya cukup kecil,” kata David Canellis, direktur pemberitaan Protos.

Baca Juga: Jangan FOMO! Kenali Betul Risiko dan Cara Kerja Investasi Kripto

“Spekulan tahu ini, jadi saya akan mempertimbangkan jual-beli di pasar token fan itu murni digerakkan oleh spekulan yang mencari keuntungan jangka pendek,” imbuhnya.

Di lain sisi, fan token dikritik karena kebermanfaatannya amat kurang bagi pemilik. Pihak Socios pun mengakui keuntungan yang ditawarkan klub “kurang berarti”, seperti memberikan hak suara untuk memilih lagu yang akan mengiringi para pemain masuk lapangan.

Tak sedikit kalangan suporter yang skeptis dan menolak token fan. Pada Agustus lalu, suporter Leeds United menolak rencana klub mengenalkan token fan.
Selain itu, banyak kelompok suporter yang mengkhawatirkan token fan sekadar menjadi upaya eksploitasi.

“Itu (kripto) tidak teregulasi, itu tidak aman, dan saya mempertanyakan perlindungan apa yang disediakan klub untuk suporter,” kata Ketua West Ham United Supporters Trust Sue Watson.

Baca Juga: Turki hingga Iran, Berikut 5 Negara Berpenduduk Muslim yang Larang Pakai Kripto


 




Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x