Kompas TV olahraga sepak bola

Siapa 'Orang Kuat di Balik Tragedi Kanjuruhan? TGIPF Beri Kode: Saudara Bisa Cium Ya

Kompas.tv - 11 Oktober 2022, 11:15 WIB
siapa-orang-kuat-di-balik-tragedi-kanjuruhan-tgipf-beri-kode-saudara-bisa-cium-ya
Anggota TGIPF Rhenald Kasali menyebut ada pihak yang memiliki kekuatan untuk atur pertandingan sepak bola liga 1 Arema FC vs Persebaya pada 1 Oktober 2022 dilaksanakan malam hari. (Sumber: Tangkapan video Youtube Kemenko Polhukam)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ada dugaan 'orang kuat' di balik kericuhan tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang dan menyebabkan ratusan orang luka-luka. Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Rhenald Kasali memberikan kode terkait sosok tersebut. 

Ia juga mengungkapkan, ada pihak tertentu yang diduga memiliki kekuatan untuk mengatur pertandingan sepak bola liga 1 2022-2023 Arema vs Persebaya pada 1 Oktober 2022.

Hingga, kata Rhenald, petandingan digelar malam hari. Bahkan, kepolisian yang sebelumnya memberikan rekomendasi ubah jadwal pertandinngan ke sore hari pun gagal memindahkan jam pertandingan. 

“Ada indikasi-indikasi, misalnya kenapa jadinya malam itu juga? Kemungkinan besar di situ ada pihak tertentu yang mempunyai kekuatan untuk mengatur (pertandingan) tetap menjadi malam,” kata Rhenald dalam video Press Update TGIPF Kemenko Polhukam, Senin (10/10/2022).


 

TGIPF, lanjut guru besar bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu, belum bisa menyebutkan soal siapa sosok terebut. 

“Kami belum bisa sebutkan, walaupun saudara-saudara sudah bisa mencium ya,” ujarnya.

Baca Juga: Lagi Disorot, PSSI Justru Didatangi FIFA, Iwan Bule: Pendampingan Insiden Kanjuruhan

Rhenald huga mempertanyakan penolakan PT Liga Indonesia Baru (LIB) atas rekomendasi dari Kepolisian Resort (Polres) Malang yang meminta pelaksanaan liga itu lebih awal.

“Ada surat dari Kapolres yang meminta agar dilaksanakan sore hari. Terus kemudian diminta oleh PT LIB agar dilakukan pada malam hari,” ujarnya.

Ia juga mempertanyakan, mengapa kepolisian kalah dengan permintaan main sore. 

“Kalau memang itu ditolak, mengapa polisi kalah? Mengapa Polres kalah dan harus tetap dijalankan pada malam hari?” tanyanya.

Baca Juga: TGIPF Sebut Pintu Keluar Stadion Kanjuruhan Sangat Sempit, Seperti Penjara



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x