Kompas TV regional peristiwa

Muncul Penyakit Demam Babi, Pemprov Kalteng akan Tutup Pintu Masuk

Kompas.tv - 29 September 2021, 11:57 WIB
muncul-penyakit-demam-babi-pemprov-kalteng-akan-tutup-pintu-masuk
Ilustrasi demam babi atau yang disebut dengan african swine fever (ASF). (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Fadhilah

PALANGKA RAYA, KOMPAS.TV – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menemukan penyakit demam babi atau yang disebut dengan african swine fever (ASF).

Kepala Dinas TPHP Provinsi Kalteng Sunarti menjelaskan, pihaknya sudah menginvestigasi di Pahandut Seberang dan Desa Tuwung, Pulang Pisau.

“Pertama itu ditemukan di Tuwung dan sudah kami investigasi bersama Balai Veteriner Banjarbaru," katanya di Palangka Raya, Rabu (29/9/2021) yang juga menyebutkan untuk peliharaan di wilayah ini kemungkinan ada pembelian dari luar.

Terkait hal ini, pihaknya berencana menutup masuknya hewan jenis babi dari luar. Namun, rencana penutupan ini masih menunggu hasil investigasi di beberapa daerah selesai dilakukan.

Sementara, untuk jumlah, Sunarti mengaku tengah melakukan pendataan sehingga belum tahu pasti.

"Kalteng akan menutup untuk pemasukan babi. Penutupan kami tunggu hasil investigasi beberapa daerah, baru kami tetapkan untuk penutupan," ungkapnya.

Baca Juga: Terdakwa Hoaks Babi Ngepet di Depok Terancam Pidana 10 Tahun Penjara

Adapun, Sunarti menerangkan, ciri-ciri ASF di antaranya babi akan tiba-tiba mati dan klinisnya pada bagian leher pembuluh darah tampak berwarna biru. Penularan juga bisa dari makanan.

Meski, menurutnya, penyakit ini tidak termasuk zoonosis atau tidak menular kepada manusia. Namun cukup menganggu perekonomian masyarakat karena dapat mengakibatkan kematian terhadap babi.

Dari situ, pihaknya berupaya maksimal bersama instansi terkait melakukan penanganan di lapangan.

Apabila nantinya penutupan masuknya hewan jenis babi dari luar daerah dilakukan sementara dalam pengendalian ASF, diperkirakan tak akan terlalu berdampak terhadap aktivitas pengusaha ternak babi.

Sunarti mengatakan, sebenarnya untuk populasi babi di Kalteng cukup banyak. Namun konsumsi tidak terlalu tinggi, sedangkan hasilnya juga banyak dijual ke luar.

"Usaha ternak babi di Kalteng masih skala kecil, rata-rata kepemilikan babi sekitar 20-50 ekor untuk peternak, bahkan rata-rata di setiap rumah dua sampai tiga ekor kepemilikannya," terangnya.

Baca Juga: Demam Babi Afrika, Puluhan Ribu Babi Dibantai di Republik Dominika

 



Sumber : Kompas TV/Antara



BERITA LAINNYA



Close Ads x