Kompas TV regional peristiwa

Densus 88 Bekuk Terduga Teroris di Palembang, Belasan Buku Kajian hingga Anak Panah Diamankan

Kompas.tv - 15 Desember 2021, 10:00 WIB
densus-88-bekuk-terduga-teroris-di-palembang-belasan-buku-kajian-hingga-anak-panah-diamankan
Ilustrasi petugas Densus 88 Antiteror Polri. Tim Densus 88 Antiteror Polri bakal menyelidiki temuan puluhan warga yang diduga terpapar ajaran NII di Garut, Jawa Barat. (Sumber: KOMPAS.com /ANDREAS LUKAS ALTOBELI)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Desy Afrianti

PALEMBANG, KOMPAS.TV - Tim Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri menyita alat bukti berupa belasan buku kajian dan dua buah anak panah dari operasi penangkapan di Palembang, Sumatera Selatan.

Diketahui, dalam operasi tersebut, Densus 88 menangkap seorang terduga teroris berinisial EK di Jalan R Soekamto, Lorong Masjid RT 037/008, Kecamatan Ilir Timur III, Palembang pada Senin (13/12/2021) sekitar pukul 12.05 WIB.

Baca Juga: Setelah Mengintai 4 Bulan, Densus 88 Tangkap 4 Terduga Teroris JI di Sumsel

Terduga EK diyakini sebagai salah satu dari empat terduga teroris jaringan Jamaah Islamiah (JI) di Sumsel.

Warga setempat berinisial A (70) di mengatakan barang bukti tersebut didapatkan Densus 88 dari rumah yang ditempati terduga teroris EK.

Hal tersebut dikeathui A setelah menyaksikannya secara langsung. Saat penggeledahan, A bersama ketua RT setempat diajak tim Densus 88 untuk menjadi saksi.

"Saya lihat penggeledahannya. Saat itu, penggeledahan juga disaksikan oleh EK dan istrinya. Tim menyita belasan buku, dua buah busur panah dan juga empat gawai sebagai barang bukti," kata saksi A dikutip dari Antara pada Rabu (15/12/2021).

Baca Juga: 2 Teroris JI yang Ditangkap Densus 88 di Luwu Timur Ternyata Sempat Rencanakan Perampokan

Menurut saksi A, terduga teroris EK itu baru empat bulan menjadi tetangga mereka di Lorong Masjid. Di sini, dia tinggal bersama seorang istri dan menempati sebuah rumah dua lantai.

Kediamannya tersebut juga dijadikan sebagai rumah tahfiz dengan murid anak-anak remaja setempat dan santriwati dari luar Palembang.

"Dia dan keluarganya baru sekitar empat bulan terakhir tinggal di sini. Mereka membuka rumah tahfiz, yang dipinjamkan seorang warga dengan jangka waktu selama lima tahun," ujarnya.

Meskipun mereka hidup bertetangga, namun A sama sekali belum pernah bersosialisasi dengan EK. Sebab, aktivitas EK lebih banyak dilakukan di rumah dan sesekali keluar hanya untuk ibadah shalat lima waktu ke masjid.

Baca Juga: Densus 88 Bongkar Peran Dua Terduga Teroris JI, Pernah Ikut Latihan Senjata di Sulsel

"Selama ini pribadi EK sangat tertutup. Dia keluar rumah hanya untuk lima waktu ke masjid berjalan kaki. Sudah itu masuk kembali ke rumahnya," ujarnya.

Adapun rumah tahfiz yang dikelola oleh EK dan istrinya biasanya terlihat ramai. Namun, setelah kejadian penangkapan oleh Densus 88, satu per satu santriwatinya dan murid tahfiz meninggalkannya.

"Ada yang dijemput oleh orangtua mereka masing-masing, ada yang pulang sendiri. Tidak tahu kapan mereka akan aktif lagi," katanya.

Berdasarkan informasi di lapangan, kondisi tempat tinggal sekaligus rumah tahfiz yang diasuh EK terlihat sepi sama sekali tidak ada aktivitas.

Baca Juga: Bekuk 14 Terduga Teroris, Densus 88 Kini Sasar Amir hingga Dewan Syuro

Namun, menjelang petang harinya terlihat tiga wanita, dua di antaranya mengenakan cadar serba hitam pergi bergegas meninggalkan rumah berlantai dua yang kombinasi cat warna oranye, abu-abu dan kuning itu dengan mengendarai sepeda motor.

Adapun selain EK, Densus 88 Antiteror Polri juga menangkap tiga terduga teroris lainnya berinisial FAS yang ditangkap di Jalan Toman II, Kelurahan Sako, Kecamatan Sako, Palembang.

Lalu, terduga teroris AI ditangkap di Jalan Lebung Permai, Talang Kelapa, Alang-Alang Lebar, Palembang.

Sedangkan terduga teroris lainnya berinisial AR ditangkap di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Jawa Kanan, Kecamatan Lubuk Lingggau II Timur, Kabupaten Lubuk Linggau.

Baca Juga: Wakaf Gotong Royong, Upaya Nahdliyyin Inggris Dirikan Masjid Indonesia di London

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumsel Komisaris Besar Polisi Supriyadi mengatakan, sebelum ditangkap keempatnya sudah diintai oleh anggota Densus 88 selama empat bulan.

Supriyadi menuturkan para terduga teroris tersebut merupakan hasil pengembangan dari peristiwa penangkapan sebelumnya di Jakarta yang diduga merupakan jaringan JI.

“Kami tidak tahu motifnya seperti apa, apa tujuan mereka di Sumsel karena kami tidak terlibat langsung dalam penyidikan," ujar Supriyadi.

"Sebab setelah penangkapan keempatnya langsung dibawa ke Jakarta beserta barang bukti. Itu masih perlu didalami lagi oleh Densus 88."

Baca Juga: Pernah Alami Vertigo? Ternyata Penyebabnya karena Ada Masalah Ini di Telinga

 




Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x