Kompas TV regional berita daerah

UGM Sebar 20.000 Benih Sidat di Sungai Boyong, Manfaatnya Tak Kalah dengan Ikan Salmon

Kompas.tv - 28 Maret 2022, 20:55 WIB
ugm-sebar-20-000-benih-sidat-di-sungai-boyong-manfaatnya-tak-kalah-dengan-ikan-salmon
Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM menebarkan 20.000 benih sidat di daerah aliran sungai (DAS) Boyong Sleman, Yogyakarta, Senin (28/3/2022). (Sumber: dok Humas UGM)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Edy A. Putra

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM menebarkan 20.000 benih sidat di daerah aliran sungai (DAS) Boyong Sleman, Yogyakarta, Senin (28/3/2022).

Kegiatan yang dilakukan bersama dengan PT Suri Tani Pemuka (STP) ini untuk melestarikan lingkungan, terutama populasi ikan sidat.

Menurut dosen Departemen Perikanan UGM Sukardi, lepas liar sidat ini rencananya dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama akan dilepaskan di DAS Boyong dan Kali Kuning. Selanjutnya kegiatan serupa akan dilaksanakan pada Juni mendatang.

“Selain memastikan pertumbuhan populasi sidat di habitat alami, kegiatan ini untuk mengelola sumber daya berkelanjutan,” ujarnya.

Baca Juga: Yuk Ke Gang Nikmat Bandung, Makan Unagi Lokal Alias Sidat yang Nikmat!

Bukan tanpa alasan UGM memilih untuk melestarikan ikan sidat. Ikan sidat (Anguilla spp.) merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Kandungan gizi pada ikan sidat juga dinilai tidak kalah dari ikan salmon yang sudah lebih dulu dikenal kaya akan zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Bahkan, kandungan DHA dan EPA pada ikan sidat jauh lebih tinggi dibandingkan salmon.

Ikan yang dijual seharga Rp200.000 sampai Rp300.000 per kilogram ini ternyata bisa berharga sampai ratusan juta di Jepang.

Ikan sidat yang sekilas tampak seperti belut ini memiliki kandungan protein, lemak, serta mikronutrien seperti zinc yang baik untuk pertumbuhan sel dan sistem kekebalan tubuh.

Ikan sidat tergolong kategori ikan katadromus yakni memiliki siklus kehidupan di dua jenis perairan yaitu air tawar dan laut.

Sidat dewasa yang berkembang di perairan tawar akan melakukan pemijahan dan bertelur ke laut dengan kedalaman mencapai 6.000 meter.

Setelah bertelur, ikan sidat akan mati dan telur sidat akan terbawa arus kembali ke sungai hingga menetas menjadi larva dan berkembang menjadi glass eel untuk dibudidayakan.

Sementara, Head of HR And GA STP Budhi Rahyono mengungkapkan, permintaan ekspor ikan sidat meningkat setiap tahun sehingga bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk terus bersaing di pasar internasional.

Baca Juga: Menteri KKP Tinjau Olahan Makanan dari Ikan dan Budidaya Sidat Ekspor

“Dengan adanya permintaan pasar yang terus meningkat setiap tahunnya, maka penting bagi STP untuk turut andil dan aktif dalam menjaga populasi sidat,” tuturnya.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x