Kompas TV regional peristiwa

Karyawan Kebun Binatang Banjarnegara Tewas Diterkam Harimau, Bukan Kejadian Pertama

Kompas.tv - 18 April 2022, 15:11 WIB
karyawan-kebun-binatang-banjarnegara-tewas-diterkam-harimau-bukan-kejadian-pertama
Harimau Benggala koleksi Taman Margasatwa Serulingmas Banjarnegara, Jawa Tengah. Foto diambil 18 Oktober 2021. (Sumber: Kompas.com/Fadlan Mukhtar Zain)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Iman Firdaus

BANJARNEGARA, KOMPAS.TV – Pengelola Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas, Banjarnegara, Jawa Tengah, akan memperbaiki beberapa kekurangan, agar kejadian karyawan tewas akibat serangan harimau tidak terulang.

Penjelasan itu disampaikan Direktur Taman Reakreasi Margasatwa Banjarnegara Lulut Yekti Adi kepada wartawan, Senin (18/4/2022).

"Ke depan pasti akan memperbaiki kekurangan yang ada, sistem kandang, sistem perawatan dan lain-lain," kata dia.

"Kami berharap tidak kejadian lagi di kemudian hari," lanjut Lulut.

Sehari sebelumnya, Minggu (17/4/2022), seorang karyawan Taman Reakreasi Margasatwa Banjarnegara, Jawa Tengah bernama Dwi Prasetya (35), tewas diterkam harimau.

Lulut membenarkan hal itu. Menurutnya peristiwa itu terjadi Minggu siang, sekitar pukul 14.30 WIB.

Baca Juga: Harimau Sumatera Datangi Rumah Warga Di Bengkalis

"Peristiwa tersebut terjadi Minggu (17/4/2022) sekitar pukul 14.30 WIB," kata Lulut melalui keterangan resmi, Senin (18/4/2022).

Saat itu, korban sedang melakukan tugas rutin seorang diri memberi makan, memasukkan satwa dan membersihkan kandang.

Berdasarkan catatan Kompas.com, penyerangan harimau terhadap karyawan di Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas ini merupakan yang kedua kali.

Sebelumnya kejadian serupa pernah terjadi pada 2011 dan menewaskan seorang pawang harimau bernama Muhdi (52).

Namun Lulut mengaku tidak mengetahui apakah peristiwa kali ini ada kesamaan dengan peristiwa sebelumnya atau tidak.

Baca Juga: Seorang Pekerja di Muaro Jambi Tewas, Kabur ke Hutan saat Harimau Muncul di Lokasi Kerja

"Saat itu saat belum di sini, dan belum menjadi BUMD (Badan Usaha Milik Daerah)," ujar Lulut.

Lulut menambahkan, saat kejadian karyawan tersebut sebenarnya telah menerapkan SOP ketat dalam perawatn satwa.

"Perusahaan memiliki SOP yang sudah dijalanakan oleh seluruh karyawan, termasuk juga korban pada saat kejadian," kata Lulut.

Namun, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan polisi dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk mengetahui kronologi persis kejadian tersebut.



Sumber : Kompas.com



BERITA LAINNYA



Close Ads x