Kompas TV regional kriminal

Tergiur Harga Ginjal Rp1,2 M, Pelaku Pembunuhan Bocah 11 Tahun Sebut Ingin Bangun Rumah

Kompas.tv - 12 Januari 2023, 10:22 WIB
tergiur-harga-ginjal-rp1-2-m-pelaku-pembunuhan-bocah-11-tahun-sebut-ingin-bangun-rumah
Dua tersangka penculikan anak, yakni Al (17) dan Fa (14), dihadirkan dalam jumpa pers yang digelar Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/1/2023). (Sumber: Kompas.id/RENY SRI AYU ARMAN)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

MAKASSAR, KOMPAS.TV – Dua remaja di Kota Makassar, Sulawesi Selatan berinisial Al (17) dan Fa (14) menculik dan membunuh seorang anak Bernama M Fadil Sadewa (11).

Motif penculikannya pun cukup membuat tercengang. Keduanya mengaku menculik karena ingin menjual organ tubuh Dewa.

Mereka tergiur iming-iming mendapatkan uang banyak dari sebuah informasi tentang harga ginjal yang mencapai 80.000 dollar AS atau lebih kurang Rp 1,2 miliar.


 

Melansir dari Kompas.id, Al, tersangka utama dalam kasus ini, mengaku ingin mendapatkan uang. Uangnya untuk diberikan ke orangtua dan membangun rumah.

Saat dihadirkan dalam jumpa pers yang digelar di Markas Polrestabes Makassar pada Selasa (10/1/2023) sore, Al juga mengaku tak mengenal orang yang dikirimi surat elektronik itu.

Alamat surat elektronik itu dikatakan diketahui di internet yang kemudian juga mencari informasi lain via Youtube.

Dengan berbekal penerjemah Google, Al mengirim surat penawaran ke sebuah alamat yang ditemukannya dalam penelusuran internet. Setelah itu, baru kemudian ia mulai melancarkan aksinya.

Baca Juga: Kronologi Bocah 11 Tahun Dibunuh Secara Kejam oleh 2 Remaja, Pelaku Berencana Jual Organ Tubuh

Sasarannya adalah Dewa, yang sama-sama tinggal di Jalan Batua Raya walau terpaut beberapa blok. Dewa sering dilihatnya di pasar dan di depan sebuah minimarket.

Saat membawa Dewa dari minimarket, dia kembali ke rumah. Rencananya dia akan menyerahkan Dewa kepada orang yang berminat dengan kondisi utuh dan hidup.

Saat itu rumahnya kosong. Orangtua AI  menjaga warung,  yang lokasinya agak jauh dari rumah.

Di sana dia menunggu balasan surat elektronik dari calon pembeli. Namun, hingga malam tak ada balasan. Dia mulai bingung dan panik.

“Saya sedang di rumah saat dipanggil oleh Al. Dia bilang ada yang mau dikerjakan. Sampai di sana ternyata untuk membunuh Dewa. Saya memang biasa sama Al di sekolah. Kadang kami main internet sama-sama,” kata Fa, pelaku lainnya.

Singkat cerita, malam itu Al dan Fa mengeksekusi Dewa. Jenazah Dewa kemudian dibungkus dan dibawa menggunakan sepeda motor lalu dibuang di kolong jembatan Jalan Inspeksi PAM Waduk Nipa-nipa.

 Berdasarkan hasil pemeriksaan visum, Dewa meninggal dengan luka di leher akibat cekikan dan benturan di kepala. Organnya masih utuh.




Sumber : Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x