Kompas TV regional kriminal

Wali Kota Blitar Belum Mau Beri Keterangan soal Tertangkapnya Samanhudi Anwar, Otak Perampokan

Kompas.tv - 28 Januari 2023, 10:36 WIB
wali-kota-blitar-belum-mau-beri-keterangan-soal-tertangkapnya-samanhudi-anwar-otak-perampokan
Wali Kota Blitar Santoso ketika menceritakan kronologi penyekapan yang dialami dirinya beserta istri, Selasa (13/12/2022). Santoso belum mau memberikan keterangan berkaitan tertangkapnya mantan Wali Kota Samanhudi Anwar atas dugaan keterlibatan perampokan. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Gading Persada

BLITAR, KOMPAS.TV – Wali Kota Blitar, Santoso belum mau memberikan keterangan berkaitan tertangkapnya mantan Wali Kota Samanhudi Anwar atas dugaan keterlibatan perampokan di rumah dinas Santoso.

Santoso enggan menemui para jurnalis yang menunggu di kedimannya, Jumat (27/1/2023). Menurut ajudannya, yang dihubungi melalui telepon seluler, Santoso sedang sakit dan tidak bisa diganggu.

Berdasarkan pantauan jurnalis Kompas TV Blitar, Winanto Sukarja, di lokasi, gerbang rumah dinas Santoso tertutup rapat dan sejumlah polisi serta personel Satpol PP berjaga di situ.

Sebelumnya, Kompas.TV memberitakan, polisi telah menangkap mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar atas dugaan keterlibatan pada kasus perampokan di rumah dinas Santoso.

Kasubdit Jatanras Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono menambahkan, mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar bersikap kooperatif saat ditangkap di luar rumahnya.

"Dia sedang duduk-duduk. Ditangkap kooperatif. Tadi (ditangkap) bersama rekannya dan kami datangi, rekannya juga kooperatif," ujar Lintar, dikutip dari pemberitaan Kompas.TV, Jumat (27/1).

Baca Juga: Diduga Jadi Otak Perampokan Rumah Dinas Walkot Blitar, Eks Walkot Blitar Samanhudi Ditangkap!

Sementara, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Timur Kombes Totok Suharyanto mengungkapkan, mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar diduga ikut membantu merancang aksi perampokan di rumah dinas Wali Kota Santoso.

Adapun bantuan yang diberikan Samanhudi itu terjadi ketika ia dan para pelaku perampokan yang berjumlah lima orang bertemu saat dipenjara di salah satu lapas di Jawa Tengah.

"Peristiwa ini diawali dari tahun 2020 berkisar bulan Agustus sampai Februari 2021, saat itu tersangka yang kemarin dilakukan penangkapan, yakni tersangka N dan A sama-sama menjalani hukuman pidana di sebuah lapas di Jawa Tengah," kata Kombes Totok di Surabaya, Jumat (27/1).

"Di sana mereka ketemu dan tersangka S memberikan informasi. Selanjutnya oleh saudara N dan lima orang itu melakukan 'curas' (pencurian dengan kekerasan) pada bulan Desember 2022."

Diketahui, Samanhudi Anwar pernah ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus tindak pidana suap pada 2018. Ia kemudian divonis penjara selama lima tahun oleh Pengadilan Tipikor.

Namun demikian, kata Totok, Samanhudi tidak mendapatkan bagian dari hasil perampokan tersebut.

Samanhudi sejauh ini hanya memberikan bantuan berupa keterangan delik terhadap tindakan pidana.

Mengenai motif tersangka yang ditengarai karena dendam, Totok menyebut hal tersebut masih didalami. Demikian pula dugaan Samanhudi yang mendanai aksi perampokan tersebut.

"Itu masuk dalam proses pembuktian, namun keterangan awal hanya memberikan informasi berkaitan dengan keterangan tentang kondisi rumah," katanya.

Atas perbuatannya, Samanhudi Anwar dijerat Pasal 365 juncto Pasal 56 KUHP karena membantu melakukan tindak pidana dengan memberikan keterangan berkaitan lokasi, termasuk waktu dan kondisi rumah dinas Wali Kota Blitar Santoso.

Dalam kasus ini, polisi juga telah menangkap tiga orang pelaku selain Samanhudi Anwar, sementara dua pelaku lainnya hingga kini masih buron.

Perampokan di rumah dinass Santoso tersebut terjadi pada Senin (12/12/2022). Saat itu Santoso beserta istrinya Feti Wulandari sempat disekap oleh para perampok.

Tidak ada korban jiwa dalam aksi perampokan yang terjadi pada Senin (12/12/2022) pagi itu. Tapi, uang senilai ratusan juta rupiah dan perhiasan milik korban raib.

Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono mengungkapkan pelaku perampokan di rumah dinas Wali Kota Blitar itu diduga berjumlah lima orang.

Para pelaku yang berhasil menerobos masuk rumah dinas Wali Kota Blitar itu kemudian kemudian menyekap sejumlah korban yang ada di rumah dinas tersebut. Itu antara lain Wali Kota Blitar Santoso, istrinya Feti Wulandari dan tiga anggota Satpol PP yang bertugas menjaga rumah dinas tersebut.

Selain menyekap para korban, kata Argowiyono, para pelaku juga mengancam Wali Kota Blitar dan keluarganya dengan senjata tajam.

Para pelaku memaksa korban Wali kota Blitar dan istrinya untuk menunjukkan tempat menyimpan uang dan barang berharga lainnya seperti perhiasan milik istri Wali Kota Blitar, Feti Wulandari.

"Iya. Pelaku menyekap dan mengancam Bapak Wali dan Ibu. Diancam karena diminta menunjukkan tempat barang berharga," kata Argo dikutip dari Kompas.com pada Senin (12/12/2022).

Setelah diberi tahu lokasi penyimpanannya oleh korban, Argowiyono menambahkan para pelaku kemudian menggasak uang tunai senilai Rp 400 juta.

Tak hanya itu, kata Argo, perhiasan milik istri Santoso, Feti Wulandari, juga raib dirampas para pelaku perampokan tersebut.

Mobil yang digunakan oleh para pelaku perampokan di rumah dinas Wali Kota Blitar sempat terekam kamera pengawas (CCTV), dan diduga kendaraan tersebut menggunakan pelat merah.

Penjelassan itu disampaikan oleh Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Blitar Kota, AKBP Argowiyono, Senin (12/12/2022).

"Memang yang tampak selintas di CCTV di jalan depan rumah dinas memang menggunakan pelat merah,” jelasnya, dikutip tribunnews.com.

“Tapi pelat merah ini bisa juga pengalihan, belum tentu sebenarnya. Dari keterangan saksi yang melihat samar-samar jenis minibus antara Innova atau Avanza. Kami masih mendalaminya," katanya.

Polisi juga memeriksa kamera CCTV yang ada di pinggir jalan raya depan Rumah Dinas Wali Kota Blitar.

"Untuk kegiatan investigasi atau penyelidikan dalam kasus curas di Rumah Dinas Wali Kota Blitar, kami kerja sama dengan Polda Jatim yang dipimpin Dirkrimum dan Kabid Labfor. Kami akan menindaklanjuti serius kejadian ini," kata Argowiyono.

Berdasarkan hasil olah TKP dan pemeriksaan CCTV di depan rumah dinaas wali kota tersebut, lanjut dia, polisi sudah mendapat ciri-ciri pelaku.

"Sudah ada ciri-ciri hasil olah CCTV, tapi untuk kepentingan penyelidikan, sementara belum bisa kami sampaikan," ujarnya.

Argo menjelaskan, mobil masuk ke halaman, setelah beberapa pelaku melumpuhkan tiga anggota Satpol PP yang berjaga di rumah dinas.

Polisi kemudian memeriksa tujuh orang sebagai saksi terkait kasus perampokan dan penyekapan terhadap Wali Kota Blitar Santoso di rumah dinasnya.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jatim Kombes Totok Suharyanto mengatakan pihaknya memeriksa Santoso, istrinya, penjaga, dan orang yang pertama kali membantu.

"Saksi saat ini masih dalam proses pemeriksaan. Tadi ada dari penjaga dan korban masih proses untuk pemeriksaan, kemudian saksi yang mengetahui peristiwa pertama dan yang melakukan pertolongan," kata Totok di Blitar, Senin (12/12/2022).

Polda Jatim juga telah membentuk tim khusus, baik dari laboratorium forensik, Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri, maupun dari Satreskrim Polres Blitar Kota.

Tiga pelaku perampokan di rumah dinas Wali Kota Blitar Santoso telah diamankan oleh jajaran Kepolisan Daerah Jawa Timur (Polda Jatim).


 

Hampir sebulan setelah peristiwa itu, polisi berhasil membekuk tiga pelaku perampokan.

Kasubdit Jatanras Polda Jatim AKBP Lintar Mahardhono menyebutkan, otak dari perampokan ini merupakan spesialis dan sudah lima kali ditangkap dengan identitas yang berbeda-beda.

"Tepatnya 24 hari, kita melakukan penangkapan. Pertama yang ditangkap NJ alias NT, hari ke-25 kita tangkap AJ, dan hari ke-26 kita tangkap tersangka AS," kata Lintar dalam program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Kamis (12/1/2023).

"Untuk kelihaian mereka, tersangka pertama sebagai otak aksi adalah saudara NJ. Dia sudah pernah ditahan lima kali dengan nama dan identitas berbeda."

Dalam konferensi pers di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Kombes Polisi Totok Suharyanto menjelaskan, penangkapan NJ alias NT terjadi di Bandung, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Totok menjelaskan bahwa NT sudah merencanakan perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar sejak masih menjalani hukuman di Lapas Sragen, Jawa Tengah.

Baca Juga: Fakta Baru Kasus Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Mantan Wali Kota Bantu Rancang Perampokan

"Termasuk menyiapkan pelat nomor warna merah. Kemudian yang bersangkutan juga di CCTV kelihatan membuka pagar dan masuk pertama kali," kata Totok, Kamis, dikutip dari Antara.

Uang yang diperoleh dari aksi perampokan itu sekitar Rp730 juta. Kemudian, NT mendapat bagian sebesar Rp140 juta.

Setelah menangkap NT, polisi membekuk AJ (57) di sebuah SPBU di Jombang, Jawa Timur.

AJ diketahui berperan mengancam dan mengikat Satuan Polisi Pamong Praja yang berjaga di pos keamanan rumah dinas. AJ diketahui mendapatkan bagian sebanyak Rp100 juta.

Terakhir, tersangka AS atau ASN ditangkap di kos-kosan adiknya di Kota Medan, Sumatera Utara.

Tersangka AS mendapat bagian Rp125 juta, kalung 10 gram, dan gelang 10 gram. Barang bukti tersebut sudah disita polisi.




Sumber : Kompas TV/berbagai sumber


BERITA LAINNYA



Close Ads x