Kompas TV regional sumatra

Seorang Mahasiswa di Jambi Mengaku Jadi Korban Pengeroyokan, Pelaku Diduga Anggota Polri

Kompas.tv - 3 Mei 2023, 18:47 WIB
seorang-mahasiswa-di-jambi-mengaku-jadi-korban-pengeroyokan-pelaku-diduga-anggota-polri
Ilustrasi pengeroyokan. (Sumber: THINKSTOCKS)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Vyara Lestari

JAMBI, KOMPAS.TV - Seorang mahasiswa di Kota Jambi, Angga Kurniawan (20) mengaku menjadi korban pengeroyokan sejumlah orang yang diduga merupakan personel Polda Jambi.

Menurut Angga yang merupakan warga Jalan H Adam Malik, Jelutung, Handil Jaya, Kota Jambi tersebut, dugaan pengeroyokan itu terjadi pada Sabtu (29/04/2023) dini hari.

Kepada media, Selasa (2/5/2023), Angga menjelaskan kronologi dugaan pengeroyokan tersebut.

Menurutnya, pada Senin (24/4/2023) sekitar pukul 11.30 WIB, seorang pria mendatangi rumah kos milik paman korban.

“Saya dan sepupu saya lagi duduk di depan pondok yang dekat sama kos-kosan dan rumah saya," kata Angga, dikutip Tribunjambi.com.

Saat itu, kata Angga, pria tersebut melintas di dekatnya yang sedang bermain ponsel. Sepupu Angga pun menanyakan, pria itu mencari siapa.

"Sepupu saya nanya mau nyari siapa, tetapi dia jawabnya keras, 'dakdo-dakdo'," kata Angga, menirukan ucapan pria tersebut.

Baca Juga: Lomba Pacu Biduk di Jambi Berujung Ricuh, 2 Orang Jadi Korban Luka Karena Bentrok!

Angga kemudian menyahuti jawaban terduga pelaku dengan cara mengulang ucapannya, yang mengakibatkan keduanya saling pukul, hingga akhirnya berhasil dilerai oleh penghuni kos, serta ayah korban.

Keduanya bahkan sempat mendatangi Mapolsek Jelutung untuk membuat kesepakatan damai, dengan isi pengakuan kesalahan dari pelaku.

"Awalnya saya tidak tahu kalau dia itu anggota, ternyata dia nyari temannya yang juga anggota yang ngekos di sini," katanya.

Angga dan terduga pelaku kemudian berdamai. Namun, lanjut Angga, pria tersebut justru terlibat keributan dengan sesama rekannya di lokasi kejadian.

"Orang yang dia cari itu akhirnya keluar, dan saya dengar, ada yang bilang ngapain buat ribut di sini," sebutnya.

Mendengar keributan itu, Angga dan keluarganya meminta agar mereka segera pergi dan tidak membuat keributan di lokasi.

"Kami pikir, urusan kami sudah selesai malam itu. Nah, besoknya saya cek, surat pernyataan yang dibuat malamnya sudah hilang, kan ditulis di buku, besok saya lihat sudah disobek, dan saya lengah waktu itu," sebutnya.

Namun, menurut Angga, enam hari seusai keributan tersebut, ia ditelepon oleh seseorang, yang mengajaknya bertemu di luar rumah.

"Saya ditantang, waktu itu saya tidak tanggapi dan saya jelaskan kronologi sebenarnya, siapa yang salah. Dan yang nelpon bilang, 'ya sudah' gitu, saya pikir sudah selesai," katanya.



Sumber : Tribunjambi.com



BERITA LAINNYA



Close Ads x