Kompas TV regional jawa tengah dan diy

Duduk Perkara 4.000 Maba UIN Surakarta Diminta Daftar Pinjol, Ada Pemaksaan, 500 Sudah Terdaftar

Kompas.tv - 10 Agustus 2023, 11:11 WIB
duduk-perkara-4-000-maba-uin-surakarta-diminta-daftar-pinjol-ada-pemaksaan-500-sudah-terdaftar
Sejumlah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta menggelar aksi untuk menolak pinjaman online dalam acara pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan tahun 2023. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Mahasiswa tersebut D dan FH merasa terbebani dengan permintaan pihak mentor pendamping dan panitia ospek untuk mendaftar pada aplikasi tersebut.

Baca Juga: Heboh! Ribuan Mahasiswa Baru UIN Solo Dipaksa Daftar Pinjol, DEMA Disebut Dapat Sponsor Rp160 Juta

"Waktu itu saya tidak mau daftar, tapi dipaksa sama pihak mentor pendamping. Saya mengelak, buat apa daftar-daftar (aplikasi) kayak gitu," ungkap D, Selasa (8/8) dikutip dari Tribun Solo.

D bahkan dipaksa mendaftar aplikasi pinjol. Seorang perwakilan dari aplikasi pinjaman tersebut mengambil ponsel D meski dirinya telah menjelaskan bahwa kapasitas penyimpanan memori pada ponselnya sudah penuh.

"Yang paling bahaya ya KTP itu, saya sudah curiga. Sama (diminta) masukkan nomor orang terdekat," ungkapnya.

Senada, FH juga mengalami pengalaman serupa. Ia dipaksa untuk mendaftar pada aplikasi pinjol.

FH menyatakan bahwa panitia acara telah mengumpulkan mahasiswa untuk melakukan pendaftaran akun pada tiga aplikasi pinjol.

FH sendiri mengaku merasa khawatir bahwa data pribadinya akan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

DEMA: Kerja Sama Pinjol untuk Festival Budaya

DEMA secara resmi mengkonfirmasi bahwa mereka telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan aplikasi pinjaman online (pinjol).

Kerja sama tersebut melibatkan Bank Central Asia (BCA), Akulaku, dan Aladin.

Baca Juga: Pengakuan Maba UIN Solo yang Dipaksa Daftar Pinjol, Ponselnya Diambil, Disuruh Foto Selfie KTP

Presiden Mahasiswa UIN Raden Mas Said, Ayuk Latifah, menjelaskan bahwa kerja sama dengan perusahaan pinjaman online ini sebenarnya terkait dengan Festival Budaya, dan bukan bagian dari Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK).

"Mereka (pinjol) akan memberikan dana asal data yang sudah registrasi terlihat," jelasnya.

Ayuk menyampaikan bahwa dari total 3.000 mahasiswa yang mendaftarkan akun pinjol, sekitar 2.000 mahasiswa telah memenuhi syarat dan dapat mengajukan pinjaman.

"Kami hanya mengedukasi, bukan bermaksud untuk menginstruksikan maba untuk mendaftar pinjol," ujar Ayuk.

Rektor UIN: Dema Arahkan Maba Daftar Pinjol

Rektor UIN Raden Mas Said Mudofir Widyodiningrat mengungkap bahwa universitas telah memberhentikan sementara Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) dan telah mencopot ketua Dema.

Keputusan ini diambil seiring dengan penemuan bahwa Dema mengarahkan mahasiswa baru untuk mendaftar pada aplikasi pinjaman tersebut.

"Hal ini untuk menghindari ketidakpercayaan mahasiswa baru terhadap Dema dan untuk memulihkan kepercayaan masyarakat, bahwa kampus ini tidak punya kebijakan apa pun terkait sponsorship di luar PBAK," tegasnya dalam Sapa Indonesia Baru, Kompas TV, Kamis (10/8).

Baca Juga: Ratusan Calon Maba Universitas Brawijaya Mundur, Pihak Kampus Nilai Sebagai Hal yang Wajar

Kampus juga akan bertemu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memastikan bahwa data mahasiswa yang telah teregistrasi pada aplikasi pinjaman online tidak akan disalahgunakan.

Mudofir menegaskan bahwa tindakan Dema dalam mendaftarkan mahasiswa pada aplikasi pinjaman online ini dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuan pihak universitas.

"Nah sponsorship oleh Dema akan digunakan di luar PBAK, seperti festival budaya dengan panggung dan lainnya. Itulah menjadi celah Dema mencari sponsorship," tegasnya.


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x