Kompas TV regional jawa timur

Respons Karhutla Akibat Flare, Bromo Tingkatkan Pengawasan Terhadap Wisatawan

Kompas.tv - 22 September 2023, 16:18 WIB
respons-karhutla-akibat-flare-bromo-tingkatkan-pengawasan-terhadap-wisatawan
Petugas gabungan dan relawann berusaha memadamkan kebakaran sabana Bromo, Jawa Timur. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup seluruh objek wisata di Bromo akibat kebakaran yang kian meluas. (Sumber: Instagram @bbtnbromotenggersemeru)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Iman Firdaus

PROBOLINGGO, KOMPAS.TV - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru kini meningkatkan pengawasan terhadap para pengunjung sebagai respons atas insiden kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi akibat ulah pengunjung yang membawa flare.

Sejumlah langkah pengawasan telah diterapkan, salah satunya dengan pemeriksaan barang bawaan wisatawan untuk menghindari kejadian serupa di masa depan. Nantinya petugas akan melakukan inspeksi di pintu masuk.

"Petugas akan melakukan inspeksi terhadap barang bawaan pengunjung di beberapa pintu masuk, termasuk di Coban Trisula, Wonokitri, Cemorolawang, dan Senduro," ujar Kepala Bidang Wilayah 1 TNBTS, Bambang Suriyono dikutip dari Surya Malang, Selasa (19/9/2023).

Baca Juga: Kuasa Hukum Calon Pengantin Akan Polisikan Pengelola Wisata Bromo

Selain itu, untuk mendukung proses pemulihan, wisatawan dilarang untuk melintas di area savana yang baru saja terbakar. Meskipun demikian, Bambang menegaskan bahwa pengunjung masih dapat mengakses area wisata lain di TNBTS seperti biasa.

"Larangan ini agar savana yang terbakar itu biar pulih dulu. Wisatawan bisa melintas di jalan lainnya," kara Bambang.

Kebakaran yang terjadi di kawasan Bromo pada 6 September 2023, mempengaruhi area seluas 504 hektar, dengan kawasan savana menjadi area yang paling parah terkena dampak. Kejadian tersebut dipicu oleh penggunaan flare oleh seorang pengunjung untuk tujuan fotografi.

Baca Juga: Bromo Kembali Buka Usai Insiden 'Prewed', Sopir Jip Girang Kembali Bekerja

Kebakaran ini tidak hanya merusak alam, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan.

Sebagaimana dilaporkan Kompas.com, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya menyebutkan bahwa insiden tersebut telah mengurangi pendapatan negara sebesar 40 persen.


 

Bahkan setelah kawasan tersebut kembali dibuka, kunjungan wisatawan menunjukkan penurunan signifikan. Pada hari pertama pembukaan kembali, hanya tercatat 360 pengunjung, jauh dari rata-rata harian yang mencapai 1.033 orang.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Api di Bromo | NILUH




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x