Kompas TV regional jawa timur

Sebelum Tewas, Menantu yang Dibunuh Mertua di Pasuruan Video Call Orang Tua, Bilang Mau Jual TV

Kompas.tv - 2 November 2023, 11:46 WIB
sebelum-tewas-menantu-yang-dibunuh-mertua-di-pasuruan-video-call-orang-tua-bilang-mau-jual-tv
Ilustrasi pembunuhan (Sumber: Shutterstock)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Gading Persada

SURABAYA, KOMPAS.TV - FAH, wanita berusia 23 tahun yang tengah hamil 7 bulan menjadi korban pembunuhan oleh mertuanya sendiri bernama Khoiri (52) di Dusun Blimbing, Desa Pararejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Pembunuhan yang dilakukan K terhadap menantunya dan calon cucunya itu terjadi pada Selasa (31/10/2023).

Ibunda korban bernama Nurul Afini mengaku sempat mendapat telepon dari anaknya beberapa jam sebelum terjadi pembunuhan. Menurutnya, komunikasi dirinya dengan sang anak terjadi selama dua jam.

Baca Juga: Tega, Mertua di Pasuruan Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan

“Saya video call (panggilan video) dari jam 13.00 WIB sampai 14.45 WIB, hampir jam 15.00 WIB,” kata Nurul Arifin di rumahnya di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (1/11).

Nurul menjelaskan dalam percakapannya itu, sang anak berniat untuk menjual televisinya. Alasannya, karena ingin membeli sepeda untuk digunakan sebagai transportasi sehari-hari.

"Dia (korban) sempat bilang, bu aku mau jual TV sama STB (set top box)-nya, buat beli sepeda jelek-jelekan. Suamiku minta Rp1 juta, kemarin sempat ditawar orang Rp750 ribu," ujar Nurul.

Nurul menduga anaknya dibunuh oleh pelaku Khoiri sekitar satu jam setelah telepon ditutup.

"Aku menduganya ya sekitar jam itu, setelah kami telepon. Kalau kata polisi, (korban meninggal) diketahui pertama sama suaminya, ya jam 16.00 WIB atau jam 17.00 WIB," ujarnya.

Lalu, pada pukul 21.00 WIB, Nurul mendapat kabar anaknya tak sadarkan diri dan dinyatakan tewas di Puskesmas Purwodadi.

Baca Juga: Apa Motif Ayah Mertua Pembunuh Menantu yang Sedang Hamil 7 Bulan di Pasuruan?

Nurul mengaku mendapati sejumlah kejanggalan dari jasad anaknya. Itu seperti luka robek di leher dan memar di bagian bawah perut korban.

"Aku tatak (berusaha kuat) di Puskesmas. Di sana aku lihat anakku kok pegang perutnya. Posisi pegang perut, sininya (leher sisi kanan) menganga. Cuma wajahnya (saat meninggal) senyum. Ya Allah nak, intinya saya mau keadilan," ujarnya dilansir dari TribunPasuruan.com.

Tidak hanya itu, menurut Nurul, selama satu bulan terakhir anaknya sering menyampaikan permohonan maaf kepada dirinya.

"Dia bilang lagi; bu sepurane sing akeh, aku mesti ngerepoti ibu. Jadi dia itu dalam satu bulan ini, setiap kali WA saya selalu bilang; ibu baik baik saja, aku minta maaf merepoti ibu, saya belum bisa membahagiakan ibu," ujarnya.

Ucapan aneh dari sang anak itu, kata Nurul, tidak hanya disampaikan saat berkomunikasi terakhir pada siang itu.

Baca Juga: Kata Orang Tua dari Perempuan Hamil 7 Bulan Dibunuh Ayah Mertua di Pasuruhan

Namun, dalam kurun waktu sebulan, setiap berkomunikasi melalui sambungan telepon WA, sang anak mengatakan hal serupa.

"Firasat ada. Satu bulan sebelumnya, dia minta maaf terus. Terus bolak balik WA itu saya diteleponi terus," katanya.

"Biasanya kalau di sekolah, saya gak bisa angkat karena kerjaan. Dia bilang mengiranya saya sedang marah (padahal sibuk urusan sekoah).”

Sebelumnya diberitakan Kompas.tv, warga Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, berinisial FAH ditemukan tewas mengenaskan pertama kali oleh suaminya, Sueb.

Kapolsek Purwodadi AKP Pujianto mengatakan sang suami histeris ketika melihat istrinya tergeletak berlumuran darah.

"Suami korban saat itu baru pulang kerja, dan melihat rumahnya terkunci. Ia mengintip rumahnya dan melihat istrinya berlumuran darah," kata Pujianto, Rabu (1/11).

Baca Juga: 5 Tenaga Kesehatan di Yahukimo Diserang KKB, Begini Kondisi Para Korban yang Alami Penganiayaan

Setelah itu, Sueb memaksa masuk ke dalam rumahnya. Terduga pelaku yang sedang duduk langsung lari ke luar rumah.

"Pelaku lari ke rumah tetangganya bernama B, untuk mengamankan diri dan bersembunyi di dalam kamar dengan dikunci dari dalam," ujar Pujianto.

Warga yang mendengar teriakan Sueb mendatangi lokasi, dan kemudian korban dibawa ke Puskesmas Purwodadi. Namun nyawa korban dan bayinya tidak tertolong saat dalam perjalanan.

Setelah mendapat laporan, kepolisian beserta anggota Koramil menuju ke tempat kejadian perkara (TKP) dan mendobrak pintu kamar tempat persembunyian terduga pelaku.

"Dengan bantuan warga pelaku berhasil diamankan di Polsek Purwodadi untuk menghindari amukan dari warga setempat," tutur Pujianto.


 



Sumber : Tribunpasuruan.com



BERITA LAINNYA



Close Ads x