Kompas TV regional jawa tengah dan diy

BPBD DIY Minta Warga Tingkatkan Kewaspadaan Selama Periode Siaga Darurat Bencana hingga 29 Februari

Kompas.tv - 17 Januari 2024, 03:05 WIB
bpbd-diy-minta-warga-tingkatkan-kewaspadaan-selama-periode-siaga-darurat-bencana-hingga-29-februari
Tugu Yogyakarta (Sumber: Antaranews)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Iman Firdaus

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan selama status siaga darurat bencana hidrometeorologi yang telah ditetapkan sejak 20 Desember 2023 lalu hingga 29 Februari 2024.

"Status siaga darurat ini bukan hanya untuk petugas saja tetapi masyarakat juga harus siaga melakukan pencegahan," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad di Yogyakarta, Selasa (16/1/2024).

"Saat ini kan statusnya masih siaga belum tanggap darurat," kata dia.

Ia menjelaskan masyarakat harus ikut mencegah, salah satunya dengan memangkas ranting pohon yang berpontensi roboh di lingkungan masing-masing.

Selama status siaga darurat tersebut, menurut Noviar, sejumlah dampak bencana yang perlu diantisipasi adalah tanah longsor dan pohon tumbang.

"Yang sekiranya berpotensi roboh saat ada angin kencang supaya segera dipotong," kata dia.

"Dua bencana itu yang paling diantisipasi. Kalau bencana banjir sepertinya petanya tidak di seluruh wilayah, tetapi kalau tanah longsor dan pohon tumbang bisa jadi di seluruh wilayah," lanjut dia.

Menurut Noviar, tidak ada pendirian posko khusus selama status siaga darurat bencana tersebut kecuali mengoptimalkan peran Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) di masing-masing BPBD lima kabupaten/kota.

Pusdalops BPBD kabupaten/kota secara intensif memantau informasi cuaca di DIY yang di-update BMKG setiap dua jam sekali setiap hari.

"Tidak ada posko karena sudah ada Pusdalpos di BPBD kabupaten/kota yang secara otomatis berfungsi sebagai posko," ujar dia.

Baca Juga: Puncak Musim Hujan Diperkirakan Berlangsung hingga Februari, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada

Selain meningkatkan peran Pusdalpos, BPBD DIY juga menyiagakan seluruh relawan yang tersebar di 332 kelurahan atau desa tangguh bencana di lima kabupaten/kota di DIY.

"Ketika ada kejadian bencana di satu wilayah maka yang akan langsung melakukan penanganan adalah relawan di kelurahan tangguh bencana setelah itu baru dibantu kabupaten dan provinsi," kata dia.

Sebelumnya BMKG menyebut puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi hingga Februari 2024, masyarakat diminta agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyoroti kemungkinan cuaca ekstrem, termasuk potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, yang masih tinggi terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

Kata Dwikorita, terdapat setidaknya tiga penyebab utama terjadinya cuaca ekstrem. Pertama, aktivitas Monsun Asia yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa hari terakhir. 

Keadaan ini berpotensi disertai dengan fenomena seruakan dingin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Faktor kedua adalah adanya daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Laut Timor, Teluk Carpentaria, dan Samudra Hindia barat Sumatera. Daerah ini dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator. 

Dampaknya mencakup peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan, dengan dampak pada peningkatan gelombang tinggi di sekitar perairannya.

Baca Juga: Masuk Puncak Musim Hujan, BMKG Peringatkan Potensi Bencana saat Cuaca Ekstrem Januari-Februari.


 

Faktor ketiga adalah aktivitas gelombang atmosfer, khususnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yang menunjukkan kondisi signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam satu minggu ke depan. 

MJO terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial, yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia.

"Masyarakat harus senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan kedepan," kata Dwikorita di Jakarta, Senin (15/1/2024) dikutip dari Antara.

Baca Juga: Selama Libur Nataru Konsumsi BBM di Jateng-Diy Melonjak




Sumber : Kompas TV, Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x