A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: libraries/Article_lib.php

Line Number: 225

Backtrace:

File: /var/www/html/frontend-v2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 225
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontend-v2/application/controllers/Read.php
Line: 108
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontend-v2/index.php
Line: 314
Function: require_once

Pengakuan Siswa Dihukum Makan Kotoran Manusia: Kami Pasrah, Tak Bisa Melawan

Kompas TV regional berita daerah

Pengakuan Siswa Dihukum Makan Kotoran Manusia: Kami Pasrah, Tak Bisa Melawan

Kompas.tv - 25 Februari 2020, 17:50 WIB
pengakuan-siswa-dihukum-makan-kotoran-manusia-kami-pasrah-tak-bisa-melawan
Suasana setelah rapat bersama orang tua siswa dan pihak sekolah di aula Seminari Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (25/2020). (Sumber: KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS)
Penulis : Fadhilah

Para siswa tidak melaporkan perlakuan kejam sang pendamping kepada orang tua, karena takut akan disiksa nantinya.

Menurut dia, setelah para murid disiksa, kedua pendamping menyuruh mereka agar tidak menceritakan persoalan itu keluar.  

Namun, setelah kejadian itu, ada seorang temannya yang lari ke rumah untuk memberitahukan hal itu kepada orangtua.

Kasus itu pun terbongkar pada Jumat (21/2/2020), ketika ada orangtua siswa yang menyampaikan hal tersebut di dalam grup WhatsApp humas sekolah.

Baca Juga: Viral 77 Siswa Dihukum Makan Kotoran Manusia, Begini Faktanya

Orangtua Siswa Kecewa

Martinus, salah satu orangtua murid merasa sangat kecewa terhadap perlakuan pendamping asrama yang menyiksa anak-anak dengan memaksa makan kotoran manusia.

"Menurut saya, pihak sekolah beri tindakan tegas bagi para pelaku. Yang salah ditindak tegas. Bila perlu dipecat saja," ujar Martinus.

"Saya juga memutuskan untuk pindahkan anak dari sekolah ini. Biar pindah dan mulai dari awal di sekolah lain saja," kata dia. 

Martinus mengatakan, secara psikologis anak-anak yang mendapat perlakuan kotor dari pendamping pasti terganggu jika terus bertahan di sekolah itu.

Sementara itu, pihak Seminari Bunda Segala Bangsa menggelar rapat dengan orangtua siswa terkait hal ini.

Namun, mereka enggan untuk berkomentar saat diwawancarai awak media.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x