> >

Bantah Efek Serius Vaksinasi Covid-19 Anak Lebih Tinggi dari Dewasa, Komnas KIPI Buka Data

Kesehatan | 26 Januari 2022, 15:19 WIB
Komnas KIPI sebut efek samping dari pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak lebih rencah dibanding dewasa.  (Sumber: AP Photo/Binsar Bakkara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan membantah bahwa KIPI atau efek samping dari pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. 

Hindra menyebut berdasarkan hasil uji klinis dan temuan lapangan menujukkan tidak ada efek yang serius dari penyuntikan vaksinasi Covid-19.

Kalaupun ada, kata dia, KIPI pada anak sifatnya cenderung ringan dan mudah diatasi.

“Dari segi umur, KIPI pada usia muda lebih rendah dari yang usia produktif dan lansia. Jadi tidak benar jika KIPI pada anak lebih tinggi,” kata Hindra dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Rabu (26/1/2022). 

Menurut penjelasannya, persentase KIPI serius berdasarkan kelompok usia 31-45 tahun jumlah laporan KIPI sebanyak 122 kasus, pada usia 18-30 tahun 97 kasus, usia di atas 59 tahun 77 kasus, usia 46-59 tahun 68 kasus. 

Sementara untuk usia 12-17 tahun terdapat 19 kasus, dan untuk usia 6-11 tahun dilaporkan ada 1 kasus KIPI serius.

Dengan tingkat KIPI serius yang jauh lebih rendah, lanjut Hindra membuktikan bahwa pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun aman.

“Dari uji klinis fase 1 dan 2 vaksin Sinovac yang telah kami lakukan pada anak dan remaja usia 3-17 tahun menunjukkan bahwa reaksi yang dialami cenderung ringan, mayoritas mengalami nyeri lokal, diikuti demam dan batuk. Juga tidak ada laporan yang KIPI serius pada kelompok yang diberi vaksin,” ujarnya. 

Sementara untuk vaksin Pfizer, dia menyebut efek samping yang paling dominan muncul adalah kemerahan, kemudian kelelahan, sakit kepala dan menggigil.

Baca Juga: Pfizer Mulai Ujicoba Vaksin Formula Baru untuk Melawan Omicron

Dia menekankan berbagai reaksi yang muncul pasca pemberian vaksinasi COVID-19 (KIPI) merupakan bentuk respons tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan. Untuk itu, jika muncul KIPI itu adalah sesuatu yang wajar.

Sebelumnya, Hindra juga sempat menyatakan bahwa hingga saat ini belum ditemukan kasus meninggal dunia pasca vaksinasi Covid-19.

Sementara terkait dua anak yang berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan yang dikabarkan meninggal dunia setelah menjalani vaksinasi Covid-19, Hindra  tidak dapat membenarkan bahwa penyebab meninggalnya kedua anak itu adalah vaksin Covid-19.

Sebab, menurut hasil audit dan investigasi Komnas KIPI bersama Dinas Kesehatan setempat, kematian keduanya tidak terkait dengan vaksinasi Covid-19.

"Kasus kematian di Kabupaten Jombang disimpulkan (karena) unclassifiable atau tidak cukup data," ungkap Hindra.

"Sedangkan, kasus kematian di Kabupaten Bone disimpulkan (karena) koinsiden dengan penyakit jantung bawaan," ujarnya.

Sementara itu, Kemenkes mencatat per 23 Januari 2022, dari total sasaran sekitar 26,4 juta anak sudah 13,7 juta anak atau 51,9% yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama, dan sudah sebanyak 1,6 juta anak atau 6,3% yang mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.

Pemberian vaksinasi pada anak usia 6-11 tahun merupakan upaya pemerintah untuk melindungi anak dari potensi penularan Covid-19 terutama varian Omicron. 

Baca Juga: Komnas KIPI Bantah 2 Anak di Jombang dan Bone Meninggal Dunia karena Vaksinasi Covid-19

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU