Kompas TV internasional kompas dunia

Bersejarah! Dua Calon PM Inggris adalah Calon PM Keturunan India Pertama atau PM Perempuan ke-3

Kompas.tv - 21 Juli 2022, 05:05 WIB
bersejarah-dua-calon-pm-inggris-adalah-calon-pm-keturunan-india-pertama-atau-pm-perempuan-ke-3
Mantan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak dan Menlu Liz Truss hari Rabu (20/7/2022) berhasil lolos ke tahap akhir pemilihan kepemimpinan partai konservatif untuk menggantikan PM Boris Johnson. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

LONDON, KOMPAS.TV - Mantan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Liz Truss hari Rabu (20/7/2022) berhasil lolos ke tahap akhir pemilihan kepemimpinan partai konservatif untuk menggantikan PM Boris Johnson, seperti laporan Straits Times.

Mantan menteri pertahanan Penny Mordaunt tersingkir setelah mengamankan 105 suara, terendah di antara tiga pesaing.

Sunak mendapatkan 137 suara, sedangkan Truss mendapatkan 113 suara.

Persaingan sekarang akan ditentukan anggota Partai Konservatif sebagai mayoritas parlemen yang akan memutuskan perdana menteri baru.

Hasilnya akan diumumkan pada 5 September.

Pemungutan suara hari Rabu akan membuat Inggris mendapatkan perdana menteri (PM) Inggris keturunan Asia atau India pertamanya, atau PM perempuan ketiga dalam sejarah negeri itu.

Duel Sunak-Truss secara luas diprediksi sejak awal pemilihan, lantaran keduanya dianggap kelas berat Konservatif yang memegang dua posisi paling senior dalam pemerintahan Johnson.

Baca Juga: Calon PM Inggris Raya Mengerucut Jadi 3 Kandidat, Siapa Gantikan Boris Johnson?

Mantan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak dan Menlu Liz Truss hari Rabu (20/7/2022) berhasil lolos ke tahap akhir pemilihan kepemimpinan partai konservatif untuk menggantikan PM Boris Johnson. (Sumber: Straits Times)

Kedua calon mendukung Johnson selama berbulan-bulan kekacauan dan penyelidikan polisi tentang pesta ilegal saat lockdown pandemi Covid-19 di Downing Street.

Tetapi, dua calon perdana menteri saat ini tampil dengan cara yang sangat berbeda.

Sementara Truss tetap setia, keputusan dramatis Sunak untuk berhenti pada 5 Juli, beberapa saat setelah Menteri Kesehatan Sajid Javid melakukannya, memicu peristiwa yang pada akhirnya menjatuhkan Johnson.


Sunak mencoba menjauhkan diri dari bos lamanya, berulang kali merujuk pada "ketidaksepakatan".

Strateginya adalah untuk membuat partai konservatif muak dengan skandal seputar Johnson - meskipun Sunak dirusak oleh fakta bahwa seperti perdana menteri, ia didenda atas "partygate".

Sementara itu, Truss menghadapi tantangan yang berlawanan, harus membenarkan keputusannya untuk tetap di pemerintahan sementara Johnson setelah puluhan menteri mengundurkan diri.

Truss bahkan duduk di sebelahnya di House of Commons pada hari Senin saat Boris Johnson membicarakan prestasinya selama memerintah.



Sumber : Kompas TV/Bloomberg/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x