Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Wapres Ma'ruf Amin Akui Industri Halal Indonesia Masih di Bawah Malaysia

Kompas.tv - 26 September 2021, 09:57 WIB
wapres-ma-ruf-amin-akui-industri-halal-indonesia-masih-di-bawah-malaysia
Wakil Presiden Maruf Amin, di Kantor Majelis Ulama Indonesia, Jalan Proklamasi, Selasa (6/11/2018). (Sumber: KOMPAS.com/JESSI CARINA)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan industri halal bukan hanya sebagai pelengkap dalam pembangunan ekonomi nasional.

Melainkan, kata Ma'ruf, juga menjadi bagian penting dalam kemajuan suatu bangsa.

Baca Juga: Munas dan Konbes NU 2021 Dibuka Wapres Maruf Amin Siang Ini, Dihadiri 250 Ulama dan Nahdliyin

"Industri halal tidak lagi menjadi pelengkap kemajuan perekonomian suatu bangsa, namun menjadi bagian penting dalam pembangunan perekonomian negara," ujar Ma'ruf Amin pada Minggu (26/9/2021).

Maruf mencontohkan, Malaysia dan Uni Emirat Arab yang mengutamakan industri halal merupakan pemain utama dalam memajukan perekonomian nasional.

"Malaysia dan Uni Emirat Arab tengah menikmati pertumbuhan ekonomi negaranya dengan mengembangkan industri halal dan menjadi pemain utama industri halal dunia," ujarnya.

Oleh karena itu, Ma'ruf Amin mengatakan Pemerintah terus mendorong industri halal sebagai bagian dari pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

Baca Juga: Munas-Konbes NU 2021: Dibuka Wapres Ma'ruf Amin, Dilarang Cium Tangan Kiai

"Indonesia memiliki potensi besar menjadi produsen halal terbesar dunia, namun potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal," uja Maruf.

"Untuk itu, Pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan ekonomi syariah."

Lebih lanjut, Ma'ruf Amin mengatakan, sektor industri halal akan meningkat seiring semakin tingginya permintaan produk halal di berbagai negara.

Merujuk pada State of the Global Islamic Economy Report 2019/2020, nilai produk makanan dan minuman halal diprediksi akan mencapai 1,97 triliun dolar AS pada 2024.

Selain itu, industri halal juga diprediksi meningkat di sektor pariwisata (274 miliar dollar AS), fesyen (402 miliar dollar AS), media dan karya seni (309 miliar dollar AS), obat-obatan (134 miliar dollar AS) serta kosmetik halal (95 miliar dollar AS).

Baca Juga: Ditanya Soal Reshuffle, Gerindra Sebut Pilih Fokus Sukseskan Prabowo Sandi di Kabinet Jokowi Ma'ruf

Salah satu penyebab kenaikan permintaan produk halal tersebut ialah semakin bertambahnya populasi penduduk Muslim di dunia, yang pada 2018 tercatat 1,8 miliar orang dan diprediksi mencapai 2,2 miliar penduduk di 2030.

"Peningkatan populasi tersebut secara otomatis akan meningkatkan permintaan produk barang dan jasa halal," ujar Ma'ruf Amin.

Namun demikian, Ma’ruf Amin mengakui Indonesia masih harus mengimpor produk makanan halal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat muslim di dalam negeri.

"Jangankan sebagai produsen dan menjadi pemain global, untuk memenuhi kebutuhan makanan halal domestik saja kita masih harus impor," kata Ma'ruf Amin.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Ajak Seluruh Tokoh Agama Berperan Menuju Level Endemi Covid-19

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia masih cukup besar membelanjakan produk halal, yakni mencapai 173 miliar dollar AS atau 12,6 persen dari pangsa pasar produk makanan halal dunia.

"Indonesia justru menjadi konsumen produk halal terbesar di dunia, menjadi konsumen terbesar dibandingkan dengan negara mayoritas muslim lainnya," ujar Ma'ruf Amin.

Indonesia bahkan juga belum mampu mengoptimalkan potensi yang ada meningkatkan industri produk halal di dalam negeri. Indonesia seharusnya dapat memanfaatkan potensi tersebut di industri produk halal seperti Malaysia.

"Kita belum mampu memanfaatkan potensi secara optimal seperti Malaysia, bahkan Brasil dengan muslim minoritas, utamanya dalam menjadikan dirinya sebagai produsen makanan halal terbesar di dunia," ujarnya.

Baca Juga: Survei Indikator: Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Ma'ruf Amin di Bawah 50 Persen

Merujuk pada Global Islamic Report Tahun 2019, Brasil tercatat memiliki nilai ekspor produk makanan dan minuman halal terbesar di dunia, yakni mencapai 5,5 miliar dollar AS.

Negara dengan minoritas muslim lain yang mengekspor produk makanan dan minuman halal terbesar kedua di dunia adalah Australia, dengan nilai ekspor 2,4 miliar dollar AS.

Dengan kondisi demikian, Ma'ruf Amin berharap seluruh pihak terkait untuk dapat memanfaatkan seluruh potensi dan meningkatkan ekspor produk halal, sehingga Indonesia dapat menjadi produsen halal terbesar di dunia.

"Oleh karena itu, pemerintah akan terus berupaya mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, termasuk kegiatan usaha syariah baik skala besar maupun kecil," ujar Ma'ruf.

Baca Juga: Telepon Ketum MUI KH Miftachul Akhyar, Wapres Ma'ruf Amin: Kondisi Beliau Semakin Baik

 




Sumber : Kompas.com/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x