Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Kepolisian Kanada Selidiki Keberadaan 'Kantor Polisi' China di Toronto

Kompas.tv - 23 November 2022, 16:26 WIB
kepolisian-kanada-selidiki-keberadaan-kantor-polisi-china-di-toronto
Kepolisian Kanada kini tengah menyelidiki laporan tentang kantor kepolisian China yang beroperasi di Area Toronto Raya. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

TORONTO, KOMPAS.TV- Kepolisian Kanada kini tengah menyelidiki laporan tentang "kantor kepolisian" China yang beroperasi di Area Toronto Raya.

Pejabat Kepolisian Kanada dalam pernyataannya pada Selasa (22/11/2022), menyatakan pihaknya menginvestigasi kemungkinan campur tangan China, terhadap kepentingan Kanada dan ancaman terhadap keamanan nasional.

"Tujuan kami adalah untuk mencegah intimidasi, ancaman dan pelecehan serta segala bentuk bahaya yang dimulai atas nama entitas asing terhadap komunitas mana pun di Kanada," kata pihak Kepolisian Kanada dalam sebuah pernyataan.

Kanada bergabung dengan negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Belanda untuk meluncurkan penyelidikan semacam itu.

Mengutip dari Antara, Rabu (23/11), penyelidikan tersebut dilakukan setelah Safeguard Defenders, sebuah organisasi HAM yang berbasis di Eropa, mempublikasikan laporan pada September yang mengungkap kehadiran lusinan "kantor kepolisian" China di kota-kota besar di seluruh dunia.

Baca Juga: Perwakilan Taiwan di KTT APEC Rupanya Diminta Tak Menghindari Presiden China Xi Jinping.

Kantor kepolisian tersebut merupakan perpanjangan dari upaya Beijing untuk menekan beberapa warga negara China atau kerabat mereka di luar negeri, untuk kembali ke China guna menghadapi tuntutan pidana.

Laporan Safeguard Defenders menyebutkan, "kantor polisi China" juga menghubungkan mereka dengan aktivitas United Front Work Department China. Yakni sebuah badan Partai Komunis yang bertugas menyebarkan pengaruh dan propaganda mereka di luar negeri.

Area Toronto Raya merupakan rumah bagi Toronto, ibu kota finansial Kanada sekaligus kota terpadat di Kanada.

Kedutaan China di Ottawa belum merespons permintaan untuk memberikan tanggapan. Kedutaan tersebut sebelumnya mengatakan ada beberapa pusat di luar China yang dijalankan sukarelawan setempat, bukan kantor polisi China.

Tempat itu ditujukan untuk membantu warga China memperbarui dokumen dan menawarkan layanan lain yang terganggu akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Bikin Merinding, Ratusan Domba di China Berjalan Membentuk Lingkaran Selama 12 Hari

Sementara ketegangan antara China dan Kanada telah meningkat selama bertahun, ketegangan diplomatik baru-baru ini menjadi sorotan ketika sebuah video menunjukkan Presiden China Xi Jinping tampak bersitegang dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau atas bocornya percakapan yang mereka lakukan.

Dalam rekaman video yang diterbitkan oleh lembaga penyiaran Kanada, seorang penerjemah Xi terdengar dalam video itu memberi tahu Trudeau bahwa "semua yang kita diskusikan telah bocor ke surat kabar, itu tidak pantas."

Xi melanjutkan dengan mengatakan dalam bahasa Mandarin, "jika ada ketulusan, kita dapat berkomunikasi dengan baik dengan saling menghormati, jika tidak, hasilnya tidak akan mudah untuk disampaikan".

Ketidaksenangan Xi kemungkinan merujuk pada laporan media bahwa Trudeau mengemukakan "kekhawatiran serius" tentang dugaan spionase dan "campur tangan" China dalam pemilu di Kanada. Trudeau mengemukakan kekhawatirannya itu ketika menemui Xi pada Selasa lalu. Pertemuan itu merupakan yang pertama dalam lebih dari tiga  tahun.

Baca Juga: Dimarahi Xi Jinping, PM Kanada Justin Trudeau Beri Jawaban Menohok

Namun, Mao tidak mengatakan apakah Trudeau mengemukakan campur tangan China pada Selasa sebagai alasan di balik percakapan yang terekam antara kedua pemimpin pada hari berikutnya.

Rekaman tersebut menangkap momen natural yang langka bagi Xi, yang sosoknya digambarkan dengan penuh hati-hati oleh media pemerintah China.


 

Mao juga mengatakan pada Kamis bahwa pernyataan Xi  yang menyatakan "jika tidak ada ketulusan , hasilnya tidak mudah disampaikan"  bukan sebuah ancaman, karena kedua pemimpin terlibat dalam diskusi yang "normal" dan hanya "menyampaikan posisi mereka masing-masing."

Diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya,  Xi mengungkapkan kekecewaannya karena apa yang keduanya bicarakan diungkapkan ke media. Menurut Xi apa yang dilakukan Trudeau tersebut tidak sopan.

Trudeau kemudian membalas perkataan Xi, dengan jawaban yang cukup keras.

Baca Juga: Kemenlu China Bantah Xi Jinping Kritik Justin Trudeau di KTT G20

“Di Kanada kami percaya pada dialog yang bebas, terbuka dan jujur,” ujar Trudeau.

“Kami akan melanjutkan untuk membangun pekerjaan bersama, tetapi akan ada hal yang kami tentu tidak sepakati,” lanjutnya.

Penerjemah Xi Jinping pun merespons bahwa sebelum kembali melakukan pembicaraan harus ada kondisi yang disepakati. Setelah itu Xi dan Trudeau pun saling bersalaman dan pergi.

Trudeau sendiri pada pernyataannya terkait pembicaraan dengan Xi Jinping, mengungkapkan bahwa tak semua pembicaraan akan mudah.

“Tetapi sangat penting kami melanjutkan untuk bersikeras pada apa yang penting bagi warga Kanada,”  ucapnya.

“Ini adalah sesuatu yang kami lakukan, dan akan terus dilanjutkan,” sambungnya.

 




Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x